Pamer Makanan Di Sosial Media, Bolehkah?


Pamer Makanan Di Sosial Media, Bolehkah?

Sosial media di zaman ini tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi, terlebih dengan semakin majunya tekhnologi banyak sekali fitur-fitur menarik yang diselipkan sehingga sangat memanjakan penggunanya.

Selain berbagi kabar, sosial media hari ini juga digunakan untuk berbagi aktivitas, kegiatan dan tak jarang pula sosial media juga dijadikan sebagai wadah untuk pamer. Pamer makanan, harta, prestasi, bahkan ibadah pun tak luput untuk dipamerkan.

Pamer makanan adalah hal yang paling sering muncul di sosial media. Makanan yang lezat, makanan yang mahal, tempat makan yang ternama, semuanya ini seakan mubazir bila tidak di abadikan kemudian di upload di sosial media. Tujuannya bisa bermacam-macam, bisa untuk promosi atau berjualan atau hanya untuk mencari perhatian, like dan koment serta pujian dari orang yang melihatnya.

Meskipun tidak semua orang yang mengupload foto makanan di sosial media tujuannya untuk pamer, namun kebanyakannya adalah untuk pamer dan mencari pengakuan dari orang lain semata serta berbangga-bangga terhadap apa yang dia miliki. Lalu bagaimana islam memandang perbuatan seperti ini?

Camkan pesan di video ilustrasi berikut :


Larangan Berbangga Dengan Dunia

Berbangga terhadap harta yang dimiliki atau berbangga dengan apapun itu adalah perbuatan tercela dalam syariat. Hal ini adalah apa yang dulu pernah dilakukan oleh Qarun yang berbangga-bangga serta memamerkan harta yang dia miliki.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ

Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”. (Al-Qashas : 76)

Dalam ayat ini Allah secara tegas membenci orang-orang yang suka membangga-banggakan harta, dan diantara contoh orang yang suka membangga-banggakan harta adalah Qarun, kemudian dengan sebab kesombongannya terhadap hartanya Allah tenggelamkan Qarun bersama hartanya ke dalam perut bumi.

Dalam tafsir as-Sa’di dikatakan:

أي: لا تفرح بهذه الدنيا العظيمة، وتفتخر بها، وتلهيك عن الآخرة، فإن اللّه لا يحب الفرحين بها

Artinya, janganlah kamu merasa sombong dengan duniamu yang banyak, bangga dengannya, sementara itu melalaikanmu dari akhirat. Karena Allah tidak menyukai orang yang bangga dengan dunia. (Tafsir as-Sa’di).

Hukum Pamer Makanan

Dalam sebuh hadist Rasulullah sallalahu alaihi wasalam bersabda :

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya (HR Bukhari Muslim)

Imam Bukhari menyebutkan hadits ini di awal kitab shahihnya sebagai mukadimah kitabnya, di sana tersirat bahwa setiap amal yang tidak diniatkan karena mengharap Wajah Allah adalah sia-sia, tidak ada hasil sama sekali baik di dunia maupun di akhirat.

Berapa banyak amalan akhirat yang dilakukan namun niatnya adalah untuk dunia semata, maka dia tidak mendapatkan apa-apa. Dan berapa banyak amalan dunia yang diniatkan untuk amal akhirat dan dia mendapatkan pahala yang berlimpah.

Berdasarkan Hadist ini, maka kita tidak boleh secara langsung menjudge bahwa orang yang memposting makanan di sosial media adalah orang yang suka “pamer” karna bisa saja dia mempostingnya hanya sekedar untuk berbagi aktivitas, atau untuk promosi tempat makan atau hanya sekedar iseng. Semua bergantung pada niat orang yang memposting dan dia akan mendapatkan apa yang ia niatkan

Namun mengatur hati itu sangat sulit, terkadang postingan itu hanya sebatas update status namun tetap terselip didalam hati rasa pamer, ingin pengakuan bahwa ia bisa membeli makanan ini atau pujian dari orang yang melihatnya bahwa ia sudah pernah makan ini dan itu.

Maka selayaknya sebagai muslim yang baik hendaknya menjauhi perkara-perkara seperti ini, atau sekurang-kurangnya tidak terlalu sering untuk memposting hal-hal seperti ini dikarenakan beberapa hal :

1. Menjaga Perasaan Orang Lain

Menjaga perasan orang lain adalah kewajiban seorang muslim, membuatnya bahagia adalah pahala dan membuatnya sedih adalah dosa. Dengan terlalu berlebihan dalam memposting makanan di sosial media dikhawatirkan timbul rasa sedih atau iri hati bahkan hasad dari orang lain yang melihatnya.

Tidak semua orang mampu memakan apa yang anda makan, tidak semua orang mampu membeli apa yang anda beli, dan tidak semua orang mampu duduk ditempat makan yang anda duduk didalamnya. Terkadang itu biasa-biasa saja bagi kita, namun kita tidak mampu menebak hati orang lain, jangan sampai hal seperti ini menimbulkan sakit hati atau iri dari orang-orang disekitar kita.

2. Anjuran Berbagi Makanan

Dalam sebuah hadist, rasulullah pernah berpesan pada sahabatnya Abu Dzar, beliau berkata:

يَا أَبَا ذَرٍّ ، إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً ، فَأكثِرْ مَاءهَا ، وَتَعَاهَدْ جيرَانَكَ

“Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah tetanggamu.” (HR Muslim)

Dalam hadist ini rasulullah memerintahkan sahabatnya agar ketika memasak daging supaya melebihkan kuahnya agar bisa dibagikan kepada tetangga. karna rumah-rumah di zaman dahulu sangat berdekatan sehingga jika ada satu rumah yang memasak maka baunya akan sangat mudah tercium oleh tetangganya.

Maka rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk berbuat baik dengan berbagi masakan meskipun hanya sedikit, tentu perbuatan ini adalah upaya untuk membudidayakan sifat saling berbagi serta untuk menutup pintu iri dan sedih dari orang-orang yang tinggal disekitar sahabat Abu dzar karena tidak semua orang dimasa itu mampu untuk membeli daging.

Inilah Akhlak rasulullah dan para sahabat, mereka sangat memperhatikan keadaan orang-orang disekitar mereka dan berusaha semampu mungkin untuk bisa menjaga perasaan mereka.

Maka tentunya kita hari ini juga harus berusaha untuk menjaga perasaan orang lain, alangkah baiknya kita lebih memperbanyak untuk berbagi makanan dengan orang lain ketimbang hanya berbagi gambar melalui sosial media. Masih banyak hal lain yang bisa di upload di sosial media selain makanan, harta atau prestasi kerja. Silahkan upload nasehat, kata mutiara, motivasi atau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yang tidak mengundang iri dan hasad dari orang lain.


Ingat, kita tidak boleh menjudge bahwa setiap orang yang suka mengupload foto makanan di sosial media adalah orang yang suka pamer, semua tergantung niat masing-masing. Yang perlu kita lakukan hanya berusaha untuk menjauhinya dan mendoakan agar saudara-saudara kita tidak termasuk orang-orang yang suka pamer dan berbangga-bangga terhadap apa yang dia miliki.

Sumber : https://kajiansyariah.com

Komentar

Kajian Populer

Rekam jejak sikap oknum dan PBNU selama sekitar 100 tahun terakhir terhadap Muslimiin yang bukan NU

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?