TELAH DATANG PEMBAWA PERINGATAN DARI ANAK KETURUNAN NEGRI INI
Baca info, klik :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Assim_Al-Hakeem
Berikut beberapa peringatan yang disampaikan, simak video berikut :
𝟭. 𝗠𝘂𝘀𝗶𝗸
Saya dari tadi mendengarkan musik di acara ini, apa ini dalam rangka memuliakan saya..? apa kalian semua ingin saya berjoged di sini..? Ya akhi... Musik itu haram.
𝟮. 𝗔𝗹 𝗙𝗮𝘁𝗶𝗵𝗮𝗵
Apakah kalian tadi membaca al fatihah..? Kemudian dilanjutkan surat dari al Quran, kemudian rukuk dan sujud..? Tidak..
Saya melihat orang Indonesia suka memulai segala sesuatu dengan fatihah, mengirimkan fatihah untuk si fulan yang meninggal yang barusan kita dapatkan kabarnya.. ya akhi.. fatihah tidak digunakan seperti itu. Gunakanlah fatihah untuk merukyah.
𝟯. 𝗧𝗮𝗸𝗯𝗶𝗿.., 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂𝗮𝗸𝗯𝗮𝗿...!
Saya mendengar kalian tadi bertakbir keras-keras, di masjid. Di rumah Allah.. untuk apa...? ya akhi... ini rumah Allah, kita dilarang meninggikan suara di rumah Allah.
𝟰. 𝗜𝗻𝗶 𝗯𝘂𝗱𝗮𝘆𝗮 𝗯𝗮𝗴𝘂𝘀 𝗸𝗮𝗻 𝗦𝘆𝗮𝗶𝗸𝗵..?
Kami kan mengerjakan sesuatu yang baik kan syaikh. Kami bertahlil, kami mauludan, berdzikir, dan ini adalah budaya kami, budaya yang baik..
Tapi apakah ini dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabat, para tabiin dan tabi' tabiin..? Akhi... jika kita membuat inovasi pada agama ini, maka kita telah menuduh Allah dan RasulNya kurang dalam menyampaikan agama ini. Allah telah berfirman, Al Yauma Akmaltu Lakum Dinakum.... Hari ini telah Aku sempurnakan Agama Kalian...
Itu budaya dan ini Sunnah.. apakah kau lebih memilih budaya ketimbang Sunnah...?
Kami di Indonesia juga pengen kelucuan Syaikh, makanya kami undang. Dan benar.. kami dapatkan sentilan yang lucu. Andai panitia menyediakan sound Man untuk play suara petir, maka kajian syaikh di Indonesia pasti makin seru kemaren. Kami semua habis kena sambar petir.
Hehehehe
Praktis apa yang disentil syaikh tadi adalah apa yang didakwahi oleh ustadz-ustadz di Indonesia ini yang kita tuduh sebagai pemecah belah umat. Padahal mereka cuma mengajak kita untuk lebih mencintai Al Quran dan As Sunnah.
TIDAK ADA DALIL SATUPUN DALAM MEMULAI MAJLIS ATAU KEGIATAN DIAWALI DENGAN MEMBACA SURAT AL-FATIHAH INI ADALAH BERBUATAN BID'AH .
Memulai sesuatu hendaklah membaca bismillah sebagaimana disebutkan dalam ayat,
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Naml: 30)
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memulai suratnya pada Raja Heraklius dengan bismillah. Begitu pula kala berkhutbah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memulainya dengan hamdu lillah dan memuji Allah Ta’ala.
Untuk menutup kegiatan acara resmi, bisa dengan membaca doa kafaratul majelis, apatah lagi jika majelis tersebut banyak kelalaian dan kesalahan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda;
مَنْ جَلَسَ في مَجْلِسٍ ، فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ ، إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ في مَجْلِسِهِ ذَلِكَ
“Barangsiapa yang duduk di suatu majelis lalu banyak senda guraunya (kalimat yang tidak bermanfaat untuk akhiratnya) kemudian ia mengucapkan sebelum bangkit dari majelisnya itu, ‘SUBHAANAKAllahUMMA WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAHA ILLA ANTA, AS-TAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK’ (Mahasuci Engkau Wahai Allah dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu). Melainkan diampuni baginya dosa-dosa selama di majelisnya itu”
(HR. Tirmidzi, no. 3355).
Komentar
Posting Komentar