Agama Syi‘ah membawa "slogan ahlul bait" untuk menyesatkan umat Islam


Agama Syi‘ah membawa "slogan ahlul bait" untuk menyesatkan umat Islam

Sebagaimana sudah menjadi tradisi di kalangan Syi'ah, peringatan 'Asyura diisi dengan ritual pengkultusan Husein bin Ali radhiyallahu 'anhuma dan Ahlul Bait. Dalam ceramah-ceramah, para pastur Syi'ah memberi pesan tentang keutamaan Ahlul Bait. Namun, yang disampaikan sejatinya lebih tepat disebut pengkultusan berlebihan terhadap Ahlul Bait. Ahlul Bait menjadi icon Syi'ah, dan belakangan menyebut-nyebut sebagai "madzhab Ahlul Bait".

Sejauh ini, belum ada catatan sejak kapan tepatnya Syi'ah mendeklarasikan sebagai madzhab Ahlul Bait. Tapi sebutan ini sudah cukup populer. Dua ormas Syi'ah menggunakan sebutan ini, yaitu IJABI (Ikatan Jama'ah Ahlul Bait Indonesia) dan ABI (Ahlul Bait Indonesia).

Bagi Syi'ah, Ahlul Bait (keluarga Nabi Shallallahu 'alaihi Wassalam) dijadikan icon utama. Dalam hadits, Syi'ah hanya menerima jalur periwayatan yang hanya ditransmisikan oleh Ahlul Bait. Di luar Ahlul Bait jalurnya "ditutup". Tapi bisa diterima jika isi hadisnya mendukung keutama'an Ahlul Bait. Akibatnya, Syi'ah menolak mayoritas hadist yang beredar di kalangan kaum Muslimin (Ahlus Sunnah wal Jama'ah).

Berbeda dengan Ahlus Sunnah, semua hadist diterima baik diriwayatkan oleh Ahlul Bait atau bukan asalkan memenuhi syarat-syarat keabsahan hadist dan perawinya. 

Ahlus Sunnah juga mencitai Ahlul Biat. Mereka mencintai Ahlul Bait berdasarkan tuntunan al-Qur'an dan as-Sunnah, bukan atas dasar fanatisme. Ahlul Bait merupakan orang-orang baik, tapi mereka manusia biasa, tidak ma'shum.

Dalam keyakinan Sunni Ahlul Bait itu adalah satu kesatuan rumah tangga Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam yang terdiri dari bapak, ibu, mertua, anak, menantu dan para cucu. 

Namun Syi'ah menyempitkan anggota Ahlul Bait, terbatas Fatimah, Ali dan keturunannya. Abu Bakar yang menjadi mertua Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam didiskualifikasi. Ustman bin Affan yang menjadi menantu Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam dua kali dibenci dikeluarkan dari anggota keluarga besar rumah tangga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam.

Pendiskualifikasian dan penyempitan makna oleh Syi'ah awalnya didasarkan oleh ideologi kebencian, yang termakan propaganda palsu Abdullah bin Saba' seorang Yahudi yang pura-pura masuk agama Syi'ah.

Ayatullah Khomeini, pemimpin besar revolusi Iran, dalam bukunya Kasf al-Asrar menulis dongeng tentang Abu Bakar. Bahwa ambisi Abu Bakar untuk berkuasa sudah tertanam sebelum Abu Bakar masuk Islam. Dikisahkan, Abu Bakar masuk Islam atas petunjuk seorang dukun. Si Dukun menganjurkan Abu Bakar untuk masuk Islam, mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam, dan setelah Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam wafat Abu Bakar bisa langsung menggantikan kekuasa'an. Cerita palsu ini kemudian menjadi landasan ideologis agama Syi'ah.

Padahal tidak ada permusuhan atau sengketa apapun antara sahabat dan Ahlul Bait. Ali bin Abi Thalib pernah berwasiat kepada anak keturunannya agar menjaga hak-hak sahabat. Sebab hal itu telah dipesankan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam (Ibn Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah). Dalam satu pidatonya, Ali radhiyallahu 'anhu mengingatkan :   "Saya sudah lihat sendiri sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam. Tidak seorangpun dari kalian yang dapat menyamai keutamaan mereka". 

Nasihat-nasihat Ali radhiyallahu 'anhu ini cukup banyak ditulis dalam buku-buku sejarah. Sama sekali tidak ditemukan cerca'an terhadap sahabat, justru yang banyak adalah pesan keutama'an sahabat.

TAPI SEBALIKNYA, sejarah mencatat bahwa Ali radhiyallahu 'anhu justru mencela dan melaknat orang-orang dari agama Syi'ah.

Syarif ar-Radhi meriwayatkan dari Amirul Mukminin, Ali radhiyallahu 'anhu, ia berkata : "Amma ba'du. Wahai penduduk Irak !!. Kalian itu seperti wanita hamil yang ketika kehamilannya telah sempurna ia keguguran, suaminya mati, menjanda dalam waktu yang lama, dan pusakanya diwarisi orang yang hubungan kekeluarga'annya sangat jauh dengannya. Demi Allah, aku tidak mendatangi kalian dengan sukarela, tapi aku datang kepada kalian (tinggal di Irak) dengan terpaksa. Aku sudah mendengar bahwa kalian mengatakan bahwa Ali berbohong. Semoga Allah membinasakan kalian. Kepada siapa aku pernah berbohong ??".
(al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 249, mengutip dari Najhul Balaghah 1/118-119).

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu mengeluhkan pendukungnya, yaitu penduduk Kufah. Ia berkata :  "Umat-umat terdahulu takut terhadap kezhaliman para pemimpinnya. Tapi aku, justru takut akan kezhaliman rakyatku. Aku mengajak kalian untuk berjihad, namun tak ada yang menyambut ajakanku. Aku berbicara pada kalian, tetapi kalian tak mendengarkan. Aku mengajak kalian kepada kebaikan secara rahasia dan terang-terangan, tapi kalian tak menurut. Aku menasihati kalian, tapi kalian tak menerima. Apakah kalian ada ?? 

Hakikatnya kalian tak ada. 

Apakah kalian hamba sahaya ?? 

Tapi seolah-olah kalian sebagai majikan.

Aku bacakan hukum pada kalian, namun kalian lari darinya. Aku nasihati kalian dengan nasihat yang bagus, namun kalian lari darinya. Aku ajak kalian berjihad menghadapi para pembelot, tapi belum sempat aku mengakhiri perkata'anku, kalian sudah bubar kembali ke tempat kalian. Dan kalian manipulasi nasihat yang diberikan. Aku meluruskan kalian pada pagi hari. Sore harinya kalian kembali padaku dalam keada'an bengkok bak punggung ular. Yang memberi nasihat telah melemah, tapi yang dinasihati makin mengeras.

Wahai orang-orang yang hadir di sini tapi pikirannya entah di mana, yang berbeda-beda keinginannya, dan yang menjadi ujian bagi para pemimpinnya. Teman kalian tunduk kepada Allah. Sedangkan kalian mendruhakai-Nya. Aku sungguh sangat berharap -demi Allah- Muawiyah akan menukar kalian dariku, seperti menukar dinar dengan dirham, dimana dia mengambil dariku sepuluh orang di antara kalian dan memberiku seorang dari mereka.

Wahai penduduk Kufah, aku diuji melalui kalian dengan lima masalah: (1) kalian ini tuli tapi punya pendengaran, (2) bisu tapi bisa berbicara, (3) buta tapi punya penglihatan, (4) pengecut ketika menghadapi peperangan; dan (5) tidak ada teman yang dapat dipercaya ketika mendapat ujian. Celaka kalian !! Kalian seperti kawanan unta kehilangan pengembalaannya, jika digiring dari satu sisi dia lari ke sisi yang lain". 
(al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 247-248, mengutip dari Najhul Balaghah 1/187-189).

'Ali radhiallahu 'anhu juga mengatakan : "Semoga Allah memerangi kalian !!. Kalian mencemari hatiku dengan nanah, memenuhi dadaku dengan amarah, mencekokiku dengan kesedihan, seteguk demi seteguk, dan kalian merusak pikiranku dengan kedurhaka'an dan pengkhianatan". 
(al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 249, mengutip dari Najhul Balaghah 1/187-189).

Saudara/i ku, sejatinya madzhab Ahlul Bait itu tidak ada. Yang ada adalah madzhabnya Ahlul Bait (madzhab yang dianut oleh Ahlul Bait)...!!. 

Syi'ah tidak tepat disebut madzhab Ahlul Bait, sebab, ternyata Ahlul Bait sendiri mencela Syi'ah karena aqidahnya yang mencaci sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam. 


INTINYA, bahwa nama Ahlul Bait dibajak Syi'ah. Tujuannya untuk kepentingan kampanye ideologis.

Kenapa UAS dan UAH memuji mereka...?



Baca artikel berikut :

Komentar

Kajian Populer

Rekam jejak sikap oknum dan PBNU selama sekitar 100 tahun terakhir terhadap Muslimiin yang bukan NU

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?