"Tidak Bermadzhab" itu madzhabnya Muhammadiyah

"Tidak Bermadzhab" itu madzhabnya Muhammadiyah

Ada yang gagal bermadzhab ngaku bermadzhab syafi'i, tapi faktanya kesulitan kalau hanya terpaku pada salah satu madzhab. 

Simak cuplikan video berikut sebagai ilustrasi :

Sumber (full) video : https://youtu.be/

Jadi..., Kalau Muhammadiyah madzhabnya apa?

Simak uraiannya di video berikut oleh Ustadz Mujiman :

Sumber video : https://youtu.be/zg7F

Mengapa Muhammadiyah Tanpa Mazhab

Oleh : Dr Masud HMN
Dosen Universitas Muammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta.

Karya terbesar dari Khalifah Abassiyah yang menjadi pewaris Nabi setelah wafat adalah membukukan empat Mazhab. Tujuannya agar terdapat paham yang benar dalam melaksanakan ajaran agama. Adapun Khalifah yang terkenal ialah era Harun Al-Rasyid, awal berkuasa pada tahun 10 Masehi.

Mazhab itu adalah aliran fiqih, menjadi paham keagamaan. Masing-masing berbeda mazhab antara yang satu dengan yang lain. Membedakan mazhab diberi nama 4 mazhab yang diambilkan dari nama ulama terkenal.

Macam Mazhab itu diberi istilah nama yang menciptakan aliran yaitu, mazhab Hambali, mazhab Hanafi, mazhab Maliki dan mazhab Syafii. Yang tebesar atau tebanyak pengikutnya adalah Mazhab Syafii dan nomor dua adalah mazhab, Hanafi. Indonesia termasuk mazhab Syafii.

Pengikut mazhab Syafii menamakan kelompok mereka ahlus sunnah wal jamaah (aswaja). Tiap kelompok atau mazhab itu sebenarnya banyak persamaaan. Alasannya berdasarkan pengambil rujukan, yaitu quran, hadist nabi, dan ijtihad para ulama, qiyas, ijmak dan qaul para ulama terpandang.

Meskipun 4 mazhab telah banyak mengambil paham dari situ namun Muhammadiyah tidak menjadi penganut 4 mazhab. Artinya Muhammadiyah tidak bermazhab. Mengapa Muhammadiyah tidak ber bermazhab?

Dikarenakan Muhammadiyah berpegang kepada agama dengan akal. Agama apabila ada akal dan tidak ada agama bagi yang tidak berakal. Dengan pegangan ini Muhammadiyah menempatkan diri.Mereka diberi sebutan ahlul bab dalam surah Ali Imran 191. Orang yang menggunakan akal. Orang yang berpikir.

Salah satu dari argumen yang dipakai ialah ijtihad yang dipergunakan ialah alam berputar masa berganti dan perubahan terjadi. Ada kalanya terjadi perkembangan dari masa yang berubah ubah itu. Pintu berijtihad terbuka penemuan atau untuk perubahan.

Sebenarnya ada dua pendapat tentang ijtihad, Pertama berpendapat pintu ijtihad tidak ada lagi, sudah tertutup. Memakai ijtihad yang dilakukan ulama terdahulu. Namun pendapat itu dibantah dengan argument bahwa ijtihad terbuka setiap waktu, lantaran akal manusia tidaksama.

Satu contoh sholat idul ftiri dan idul adha di lapangan tidak di masjid. Terjadi beda pendapat, nabi shalatnya di masjid, jadi tidak ada petunjuk dan contoh. Mengapa sekarang kok di lapangan, terjadi perbedaan.

Paling tidak ada dua argumen yang mendukung bahwa ijtihad itu terbuka. Bahkan setiap saat. Sepanjang dalil yang sahih beruapa ayat Quran dan hadis tidak ada. Boleh berijtihad sepanjang nash quran dan hadist tidak cukup jelas,

Muhammadiyah mengambil paham bahwa pintu untuk berijitihad terbuka. Manusia itu berakal untuk melakukan dan berpendapat berasarkan itu. Sepanjang Quran dan Hadist tidak menjelaskan.

Inilah antara lain jawaban terhadap mengapa Muhmmadiyah tidak bermazhab. Muhammadiyah, pertama megikuti Mazhab yang ada. Kedua, bila perlu menambah dengan pendapat sendiri berpegang kepada dalil yang sahih dengan melakukan ijtihad.


Adanya mazahab yang empat bagi Muhammadaiyah tidak apa. Kadang kala mengikut pada mazahab yang ada. Namun Muhammadiyah tetap tidak bermazhab.

Baca juga artikel terkait :

Komentar

Kajian Populer

Rekam jejak sikap oknum dan PBNU selama sekitar 100 tahun terakhir terhadap Muslimiin yang bukan NU

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?