Mudahnya Pamer di Zaman Sekarang
إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
"Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”. (Al-Qashas : 76)
Dalam ayat ini Allah secara tegas membenci orang-orang yang suka membangga-banggakan harta, dan diantara contoh orang yang suka membangga-banggakan harta adalah Qarun, kemudian dengan sebab kesombongannya terhadap hartanya Allah tenggelamkan Qarun bersama hartanya ke dalam perut bumi.
Dalam tafsir as-Sa’di dikatakan:
أي: لا تفرح بهذه الدنيا العظيمة، وتفتخر بها، وتلهيك عن الآخرة، فإن اللّه لا يحب الفرحين بها
Artinya, janganlah kamu merasa sombong dengan duniamu yang banyak, bangga dengannya, sementara itu melalaikanmu dari akhirat. Karena Allah tidak menyukai orang yang bangga dengan dunia. (Tafsir as-Sa’di)
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam bersabda
, ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Tiga dosa pembinasa : sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub seseorang terhadap dirinya. (HR. Thabrani dalam al-Ausath 5452)
Di saat yang sama, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi kita untuk menjadi hamba yang berusaha merahasiakan diri kebalikan dari menonjolkan diri.
Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
, إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ
Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri. (HR. Muslim 7621
Mudahnya Pamer di Zaman Sekarang
Pola hidup suka pamer tentu tidak diperkenankan oleh agama Islam. Zaman ini sangat mudah pamer dengan adanya sosial media, bahkan sebagian orang berlomba-lomba memamerkan apa yang mereka punya
Perhatikan perkataan salaf berikut, Dari 'Amru bin Qais, ia berkata:
كَانُوا يَكْرَهُونَ أَنْ يُعْطِي الرَّجُلُ صَبِيَّهُ شَيْئًا فَيُخْرِجُهُ ، فَيَرَاهُ الْمِسْكِينُ فَيَبْكِي عَلَى أَهْلِهِ ، وَيَرَاهُ الْيَتِيمُ فَيَبْكِي عَلَى أَهْلِهِ
"Dahulu mereka (para salaf) membenci jika ada seseorang memberikan sesuatu kepada anaknya, lalu ia membawanya keluar sehingga dilihat orang-orang miskin lalu ia menangis kepada keluarganya, dan dilihat oleh anak yatim lalu ia menangis kepada keluarganya" (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Suka Pamer menyebabkan sifat yang tidak baik:
- Sombong dengan yang dipamer
- Membuat orang lain yang melihat tidak qana'ah/puas dengan apa yang telah Allah beri rezeki kepada mereka
- Menimbulkan hasad dan dengki
- Menyebabkan penyakit 'ain pada yang dipamer baik berupa anak, benda dan barang-barang lainnya
Terdapat ayat yang menjelaskan agar kita menyebut nikmat-nikmat Allah.
Allah berfirman :
ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺔِ ﺭَﺑِّﻚَ ﻓَﺤَﺪِّﺙْ
“Dan terhadap nikmat Rabb-mu, maka hendaklah kamu sebutkan”. (QS. Adh-Dhuha: 11).
Maksud "menyebutkan" di sini yaitu mengakui dan bersyukur, Al-Qurthubi berkata,
والاعتراف بها شكر .
"Yaitu mengakui dan bersyukur (atas nikmat)" (Tafsir Al-Qurthubi)
Sebagian orang berdalil dengan ayat ini bolehnya pamer dengan dalih "menyebut nikmat Rabb", akan tetapi yang benar adalah menyebutkan nikmat Allah jika ada mashlahat seperti akan memotivasi orang lain, adapun terlalu sering bahkan ditambah bumbu kesombongan, maka ini bukanlah maksud ayat tersebut
Syaikh Abdurrahman As-Sa'di menafsirkan ayat,
أثن على الله بها، وخصصها بالذكر إن كان هناك مصلحة.
"Pujilah Allah atas nikmat tersebut dan khususkan dengan menyebutkannya jika ada kemashlahatan" (Tafsir As-Sa'diy)
Baca juga artikel terkait berikut :
- Ujuber
- Hukum Pamer dan Membanggakan Diri dalam Islam
- Pamer Makanan Di Sosial Media, Bolehkah?
- Hukum Selfie ?
- Pamer dengan “WA AMMA BINI’MATI ROBBIKA FAHADDITS”?
- Hati-hati dengan fenomena youtubers
- Awas, Jangan Rusak Ibadah Haji dengan Berfoto Selfie!
- 6 Fenomena Aneh Warga Indonesia
- Penyakit 'Ain
- 7 Cara Menghadapi dan 7 Ciri Kamu Punya Sifat Sombong tapi Jarang Disadari
- Hidup di Bumi Gaya di Langit
- Dahulukan Pola Hidup dari pada Gaya Hidup
- Egois : "Penyakit Ananiyah"
- Akibat Sifat Egois Dalam Islam
- 5 Akibat Sifat Egois Dalam Islam
- Ego "Nan kalamak diawaek sen"
- Jangan nasehati orang bodoh
- Egois..? berarti belum berilmu
Demikian semoga bermanfaat
Sumber : https://muslimafiyah.com
Komentar
Posting Komentar