Akibat Sifat Egois Dalam Islam

”Ego seperti debu yang bikin kelilipan, kamu tidak bisa melihat dengan jelas sebelum matamu dibersihkan”

Pengertian Egois

Egois merupakan sifat tercela yang harus dijauhi oleh setiap manusia. Egois adalah sifat yang menilai sesuatu hal berdasarkan kepentingan dirinya sendiri sehingga tidak memikirkan atau menanggapi kepentingan orang lain. Lebih tepatnya hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak menghiraukan orang lain, tidak menerima pendapat orang lain serta tidak menerima saran dan kritik orang lain.

Orang yang egois mirip dengan orang yang takabur atau sombong dan angkuh. Orang yang egois selalu bersifat acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya. Selama tidak menguntungkan dirinya, ia tidak mau tahu dan menganggap remeh orang lain. Begitulah anggapan orang yang egois. Sifat egois akan mendatangkan kehancuran bagi dirinya sendiri.

Rasulullah Saw bersabda :

إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَهَوًى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ بِنَفْسِكَ

“Jika engkau melihat kikir ditaati, hawa nafsu diikuti, dan kekaguman pemilik pendapat, jagalah dirimu.” (HR Abu Daud)

Allah telah mengungkapkan perasaan egois yang penuh hasrat ini dalam hasrat duniawinya sebagai berikut dalam Al Qur’an:

إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا - إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا - وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا

"Sesungguhnya manusia diciptakan keras kepala – putus asa ketika hal-hal buruk terjadi, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,.” (QS. 70: 19-21).

Sebagai umat Islam, kita harus menjauhi sifat egois. hal ini karena sifat egois akan merugikan diri sendiri dan juga merugikan orang lain, bahkan lingkungan sekitar.

Akibat Memiliki Sifat Egois :

Bahaya yang diakibatkan memiliki sifat egois, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Merusak tali persaudaraan karena sifat egois hanya mementingkan dirinya sendiri tidak memperdulikan orang lain.
  2. Memutuskan hubungan silaturahim dengan sesamanya, karena enggan untuk bersilaturahmi dan suka jika orang bersilaturahmi kepadanya.
  3. Dijauhi orang dan teman-temannya karena menimbulkan orang lain tidak suka.
  4. Menimbulkan kebencian, pertengkaran dan permusuhan.
  5. Berdosa di sisi Allah Swt, karena sifat itu tidak baik dan dilarang dalam Islam.

Itulah Bahaya sifat egois. Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim harus selalu berusaha menjauhi sifat tercela seperti halnya dengan sifat egois. Kita harus peduli terhadap lingkungan disekitar kita, jangan sampai hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Kita seharusnya peduli kepada lingkungan sekitar kita dan peduli terhadap orang lain serta apa saja yang ada disekitar kita.

Berikut 8 larangan egois dalam Islam:

1. Anda melihat realitas tentang Kebenaran

Kebenaran ada dalam hadist dan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT inilah mengapa dilarang untuk egois, Ini tercantum dalam Al Qur’an :

قَدْ جَآءَكُم بَصَآئِرُ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ عَمِىَ فَعَلَيْهَا ۚ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيْكُم بِحَفِيظٍ

Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu). (Al-An’am 6:104)

2. Panduan Allah SWT adalah yang benar untuk Anda

Ini juga telah di jelaskan dalam Al Qur’an :

قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَكُمُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَنِ ٱهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۖ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيْكُم بِوَكِيلٍ

Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran (Al Quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu”. (Yunus 10:108)

3. Jika Kejahatan Anda lawan Maka Akan Berdampak Baik Pada Diri Anda

Larangan dan ajaran islam semata-mata demi menuntun dan menjamin kesejahteraan umatnya. Jadi ini adalah hal terbaik dan juga tercantum dalam Al Qur’an :

ومن جاهد» جهاد حرب أو نفس «فإنما يجاهد لنفسه» فإن منفعة جهاده له لا لله «إن الله لغني عن العالمين» الإنس والجن والملائكة وعن عبادتهم.

(Dan barang siapa yang berjihad) maksudnya jihad fisik atau jihad nafsi (maka sesungghnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri) karena manfaat atau pahala dari jihadnya itu kembali kepada dirinya sendiri, bukan kepada Allah. (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya dari semesta alam) yaitu dari manusia, jin dan Malaikat, dalam arti kata Dia tidak memerlukan sesuatu pun dari mereka, juga Dia tidak membutuhkan ibadah mereka kepada-Nya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-‘Ankabut 29:6)

4. Mengajarkan Bersyukur

Tidak ada yang lebih baik dalam larangan egois kecuali mengajarkan umat NYA untuk bersyukur. Seperti dalam ayat Al Qur’an :

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (Luqman 31:12)

5. Mensucikan Diri

Seperti yang tercantum dalam al Qur’an :

وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ وَإِن تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَىٰ حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَىْءٌ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰٓ ۗ إِنَّمَا تُنذِرُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ وَمَن تَزَكَّىٰ فَإِنَّمَا يَتَزَكَّىٰ لِنَفْسِهِۦ ۚ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلْمَصِيرُ

Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allahlah kembali(mu). (Fatir 35:18)

6. Jika Berlaku Tak Adil

Jika Tidak adil maka sesungguhnya Anda sedang tidak adil juga pada diri sendiri seperti penerapan kebenaran pragmatis dalam ajaran islam. Al Qur’an menyatakan:

وما يستوي البحران هذا عذب فرات» شديد العذوبة «سائغ شرابه» شربه «وهذا ملح أجاج» شديد الملوحة «ومن كل» منهما «تأكلون لحما طريا» هو السمك «وتستخرجون» من الملح، وقيل منهما «حلية تلبسونها» هي اللؤلؤ والمرجان «وترى» تُبصر «الفلك» السفن «فيه» في كل منهما «مواخر» تمخر الماء، أي تشقه بجريها فيه مقبلة ومدبرة بريح واحدة «لتبتغوا» تطلبوا «من فضله» تعالى بالتجارة «ولعلكم تشكرون» الله على ذلك.

(Dan tiada sama -antara- dua laut; yang ini tawar, segar) sangat tawar (sedap diminum) sedap rasanya (dan yang lain asin lagi pahit) karena terlalu asin.

(Dan dari masing-masing) kedua laut itu (kalian dapat memakan daging yang segar) yaitu ikan (dan kalian dapat mengeluarkan) dari laut yang asin, menurut pendapat yang lain dari laut yang tawar juga (perhiasan yang dapat kalian memakainya) yaitu berupa mutiara dan batu Marjan (dan kamu lihat) kamu dapat menyaksikan (bahtera) perahu (padanya) yakni pada masing-masing dari keduanya (dapat berlayar) dapat membelah airnya karena dapat melaju di atasnya; baik maju atau pun mundur hanya dengan satu arah angin (supaya kalian dapat mencari) berupaya mencari (karunia-Nya) karunia Allah swt. melalui berniaga dengan memakai jalan laut (dan supaya kalian bersyukur) kepada Allah atas hal tersebut. (Fatir 35:12 - Tafsir Al-Jalalain)

7. Perbuatan Baik Adalah Untuk Diri Sendiri

Al Qur’an telah menjelaskan :

مَّنْ عَمِلَ صَٰلِحًا فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّٰمٍ لِّلْعَبِيدِ

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya. (Fussilat 41:46).

8. Ajaran Yang Melindungi Diri Sendiri

Sesungguhnya Allah melarang egois agar kita tidak mendapatkan dampak yang buruk dan terhindar dari segala hal yang menyesatkan seperti sumber pokok ajaran islam.

Demikian penjelasan terkait apa saja larangan egois dalam islam yang harus kaum muslim tahu agar tidak lagi memiliki sifat egois baik sengaja atau tidak sengaja.

----

Baca juga artikel terkait berikut :

-----

Sumber artikel :

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab