Tawassul yang masyru’ (yang disyari’atkan)

Tawassul yang masyru’ (yang disyari’atkan) ada 3 macam, yaitu:

1. Tawassul dengan Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah.

Yaitu seseorang memulai do’a kepada Allah dengan mengagungkan, membesarkan, memuji, mensucikan, terhadap Dzat-Nya yang Mahatinggi, Nama-Nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi kemudian berdo’a dengan apa yang Dia inginkan dengan menjadikan pujian, pengagungan, dan pensucian ini hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Dia mengabulkan do’a dan mengabulkan apa yang seseorang minta kepada-Nya dan Dia pun mendapatkan apa yang dia minta kepada Rabb-nya.
Dalil dari Al-Qur-an tentang tawassul yang masyru’ ini adalah firman Allah Ta’ala:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Hanya milik Allah Asma-ul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma-ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) Nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” [Al-A’raaf: 180]
2. Seorang Muslim bertawassul dengan amal shalihnya.

Allah Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Yaitu orang-orang yang berdo’a: ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa Neraka.” [Ali ‘Imran: 16] [9]
Dalil lainnya yaitu tentang kisah tiga orang penghuni gua yang bertawassul kepada Allah dengan amal-amal mereka yang shalih lagi ikhlas, yang mereka tujukan untuk mengharap wajah Allah Yang Mahamulia, maka mereka diselamatkan dari batu yang menutupi mulut gua tersebut.
3. Tawassul kepada Allah dengan do’a orang shalih yang masih hidup.
Dalilnya hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu -ketika terjadi musim paceklik- ia meminta hujan melalui ‘Abbas bin ‘Abdil Muthalib Radhiyallahu anhu, lalu berkata: “Ya Allah, dahulu kami bertawassul kepada-Mu melalui Nabi kami, lalu Engkau menurunkan hujan kepada kami. Sekarang kami memohon kepada-Mu melalui paman Nabi kami, maka berilah kami hujan.” Ia (Anas bin Malik) berkata: “Lalu mereka pun diberi hujan.” HR Bukhari no. 1010
Disini Khalifah umar justru tidak datang ke kuburan Nabi dan tidak pernah ada sahabat yang datang berdoa ke kuburan Nabi.
Tawassul Yang Syirik: Tawassul yang syirik, yaitu menjadikan orang yang sudah meninggal sebagai perantara dalam ibadah seperti berdo’a kepada mereka, meminta hajat, atau memohon pertolongan sesuatu kepada mereka.
“Ingatlah, hanya milik Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.’ QS Az Zumar ayat 3.

Komentar

Kajian Populer

Rekam jejak sikap oknum dan PBNU selama sekitar 100 tahun terakhir terhadap Muslimiin yang bukan NU

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?