The 7 Islamic Daily Habits

The 7 Islamic Daily Habits merupakan 7 kebiasaan yang diambil dari 7 ayat dalam Surat Al Fatihah.

Al Fatihah yang selalu dibaca oleh umat Islam dalam shalatnya, namun kadang kala tak berbekas. 
Dalam teori komunikasi, hal yang selalu diulang-ulang biasanya dengan mudah menjadi kebiasaan (habit), namun, untuk Al Fatihah, kebanyakan kita hanya membacanya di lidah tanpa meninggalkan pengaruh sama sekali—apalagi menjadi kebiasaan. Atau yang lebih disayangkan, Al Fatihah lebih sering dibacakan untuk orang mati sementara surat ini Allah turunkan untuk orang hidup.
Dalil mengenai keutamaan Al Fatihah tidak satu-dua disebutkan oleh Rasulullah. Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah bersabda,
“Allah tidak pernah menurunkan di dalam Taurat maupun Inil seperti Ummul Quran. Ia adalah tujuh ayat yang berulang (assab’ul matsani), ia terbagi dua, antara Allah dengan hamba-Nya, dan bagi hamba-Nya tergantung apa yang dia minta.”
 
Sebuah penelitian pernah membuktikan bahwa Surat Al Fatihah merupakan satu-satunya surat yang tak pernah terhenti diperdengarkan di planet ini. 17 kali (sesuai jumlah rakaat shalat) sehari semalam. Dan, untuk setiap waktu, akan selalu didapati umat Islam yang melakukan shalat. Jika di sini shalat sudah rampung dilaksanakan, maka di tempat lain dengan zona waktu berbeda, shalat mungkin saja tengah didirikan. Maka, Al Fatihah tak pernah terputus dilafadzkan umat manusia sejak pertama turunnya ayat ini sampai detik engkau membaca resensi ini.

Dalam sebuah buku yang inspiratif karyanya Ustadz Harjani Hefni, MA, beliau menuliskan buku “The Seven Islamic Daily Habits” HIdup Islami dan Modern Berbasis Al-Fatihah.
Tujuh ayat dalam Al Fatihah inilah yang menjadi 7 model kebiasaan yang harus dididik muslim dari dini. 
Yang pertama, 
 Ø³ْÙ…ِ اللَّـهِ الرَّØ­ْÙ…َÙ€ٰÙ†ِ الرَّØ­ِيمِ ﴿Ù¡
Bismillah dalam memulai setiap pekerjaan. Prinsip inilah yang diajarkan Allah kepada Rasul-Nya Muhammad Saw sejak pertama kali menerima wahyu. Sejak saat itu juga, Nabi Saw tidak pernah meninggalkan prinsip ini dalam setiap aktivitasnya. Bahkan beliau mengatakan bahwa setiap pekerjaan yang tidak dimulai dengan ucapan Bismillah, maka tidak akan sempurna. Orang yang memulai aktivitasnya dengan menyebut nama Allah, insya Allah lebih mampu mengendalikan diri dibandingkan orang yang tidak menyebut nama-Nya.
Yang kedua, 
 Ø§Ù„ْØ­َÙ…ْدُ Ù„ِÙ„َّـهِ رَبِّ الْعَالَÙ…ِينَ ﴿Ù¢
Bersyukur atas segala nikmat yang diterima. Prinsip ini selalu dipegang teguh oleh Rasulullah Saw sejak beliau menerima risalah Islam. Dalam Al-Quran pun diterangkan, dalam Surat Ibrahim ayat ke-7, "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Prinsip syukur ini menjadikan Nabi Muhammad Saw sangat dekat dengan Allah, menghargai sesama, dan menikmati hidup laksana di surga. Syukur membuat jiwa tenang dan kerja menjadi konsentrasi. Syukur juga mampu mendongkrak produktivitas manusia.
Yang ketiga, 
 Ø§Ù„رَّØ­ْÙ…َÙ€ٰÙ†ِ الرَّØ­ِيمِ ﴿Ù£
Berpikir positif terhadap Allah dan berkasih sayang terhadap sesama. Sikap berpikir positif ini dicontohkan oleh Rasulullah Saw kepada kita dalam kondisi tersulit sekalipun. Di saat masyarakat Thaif menolak kehadiran beliau dan dakwah yang beliau bawa, bahkan beliau dilempari batu, beliau masih mengedepankan pikiran positifnya terhadap mereka, dengan harapan akan lahir dari rahim-rahim masyarakat di situ yang akan menjadi pemimpin Islam di masa yang akan datang. Melakukan dengan kacamata pikiran positif membuat Rasulullah Saw mampu bertahan dengan prinsipnya dan selalu merasa berada di bawah lindungan-Nya. Dalam konteks dunia kerja, berfikir positif terhadap Allah membuatnya semakin bersemangat meningkatkan kualitas dirinya, karena dia yakin Allah tidak akan menzhalimi hamba-Nya.
Yang keempat, 
 Ù…َالِÙƒِ ÙŠَÙˆْÙ…ِ الدِّينِ ﴿Ù¤
Berorientasi akhirat. Prinsip ini membuat kita sekali mendayung dua atau tiga pulau terlampaui, artinya energy yang kita keluarkan untuk dunia sekaligus bernilai akhirat. Tidak terjadi tumpang tindih dan tabrakan antara pekerjaan dunia dan akhirat. Mempraktekkan prinsip ini akan menjadikan kita orang yang kaya kredit poinnya di sisi Allah, dan menjadikan kita selalu merasa diingatkan tentang akhirat saat kita berniat melakukan penyimpangan.
Yang kelima, 
 Ø¥ِÙŠَّاكَ Ù†َعْبُدُ ÙˆَØ¥ِÙŠَّاكَ Ù†َسْتَعِينُ ﴿Ù¥
Beribadah dan Berdoa. Allah berjanji akan mengabulkan harapan kita kalau kita mendahulukan ibadah, ketundukan dan loyalitas kepada-Nya. Mempraktekkan prinsip ini akan membuat hidup kita semakin optimis, karena Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Mu’min ayat ke-60, “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."
Yang keenam, 
 Ø§Ù‡ْدِÙ†َا الصِّرَاطَ الْÙ…ُسْتَÙ‚ِيمَ ﴿Ù¦
Konsisten dalam komitmen. Sesuai dengan karakter hati yang gampang bolak-balik, maka banyak orang yang tidak mampu bertahan dalam prinsipnya. Menjaga konsistensi diri dalam komitmen kebaikan adalah pekerjaan sulit yang membuahkan hasil spektakuler. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Fusshilat ayat ke-30, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
Yang terakhir atau yang ketujuh, 
 Øµِرَاطَ الَّØ°ِينَ Ø£َÙ†ْعَÙ…ْتَ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ غَÙŠْرِ الْÙ…َغْضُوبِ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَÙ„َا الضَّالِّينَ ﴿Ù§
Bercermin. Orang yang tidak mau bercermin atau belajar dengan sekitarnya ibarat orang yang berjalan dengan menutup mata, dia asyik dengan dirinya dan tidak pernah tahu dengan dunia luar. Padahal, lingkungan sekitarnya adalah kitab berharga yang banyak mengandung pelajaran.



Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab