AL-QUR’AN YANG KITA BACA ADALAH MAKHLUK MENURUT ASYAIROH.

Aqidah ahlus sunnah wal jamaah tentang al-Qur’an sangatlah jelas, bahwasanya Al-Qur’an adalah firman Allah, lafal-lafalnya dari Allah, dan merupakan kalamullah. Allah berbicara dengan suara yang bisa didengar, sebagaimana didengar oleh para malaikat dan juga didengar oleh para Nabi. Diantaranya didengar oleh Nabi Musa sehingga Nabi Musa digelari dengan Kaliimullah (yang diajak berbicara dengan Allah). Jadi Allah berbicara dengan siapa yang Allah kehendaki, dengan bahasa apa saja yang Allah kehendaki dan dengan topik apa saja yang Allah kehendaki serta kapan saja Allah kehendaki. Akan tetapi tentunya firman Allah tidak seperti kalam makhluk, suara Allah tidak seperti suara makhluk, sebagaimana dzat Allah tidak seperti dzat makhluk.

Inilah yang dipahami oleh orang-orang awam kaum muslimin di tanah air. Semuanya berkata “Mari kita mendengarkan pembacaan firman Allah”. Demikian juga mereka tatkala membaca al-Qur’an mereka berkata, “Allah berfirman”. Tentunya maksud mereka adalah firman Allah secara hakikat dan sesungguhnya. Tidak ada yang berkata (apalagi memahami) bahwa yang dimaksud adalah firman Allah majazi hanya ungkapan dari bahasa jiwa Allah !!. Saya rasa orang-orang awam malah tidak pernah mendengar hal yang seperti ini.

(Insya Allah ucapan-ucapan para salaf yang menjelaskan aqidah ahlus sunnah tentang al-Qr’an adalah firman Allah akan saya nukilkan di artikel selanjutnya)

Jika ada sesuatu yang menyimpang maka mau tidak mau harus diluruskan. Diantaranya keyakinan Asya’iroh bahwasanya al-Qur’an yang kita baca ini bukanlah firman Allah hakiki, bukanlah sifat Allah, akan tetapi hanyalah ibarat atau ungkapan dari firman Allah yang hakiki. Hal ini perlu dibahas kembali sebagai pembahasan ilmiyah mengingat masih ada orang yang mengaku berpemahaman asya’iroh tapi kurang faham dengan aqidah asya’iroh.

Baca lebih banyak di: https://firanda.com/

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab