Keturunan Nabi, Ba Alawi, Ternyata Palsu?
Sumber video : https://youtu.be/
Sumber video : https://youtu.be/
Diskursus tentang nasab keturunan Nabi Muhammad ﷺ kembali mencuat di kalangan umat Islam Indonesia. Hal ini dipicu oleh ceramah dan seminar yang disampaikan oleh KH Imaduddin Utsman Al-Bantani, seorang ulama dan penulis buku Sejarah Habib.
Dalam ceramahnya, KH Imaduddin menantang para habib yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW melalui klan Ba Alawi untuk membuktikan silsilah mereka secara ilmiah. Ia menyatakan bahwa klan Ba Alawi tidak memiliki nasab yang tercatat selama 500 tahun dan salah nama dalam silsilah mereka.
Klan Ba Alawi adalah keluarga keturunan Nabi Muhammad SAW melalui Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib. Mereka berasal dari Hadramaut, Yaman, dan banyak yang menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Mereka mengklaim bahwa nasab mereka adalah Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Al-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja’far Al-Shadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein Bin Fatimah Az Zahra binti Nabi Muhammad SAW.
Namun, menurut KH Imaduddin, nasab seperti ini tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ia mengutip beberapa kitab nasab utama yang ditulis oleh ulama-ulama terdahulu, seperti As-Sajarah Al-Mubarokah karya Imam Al-Fakhrurrazi, An-Nashabul Qudsi karya Imam As-Sakhawi, dan An-Nashabul Mubarak karya Imam As-Suyuthi.
Dalam kitab-kitab tersebut, tidak ada nama Ubaidillah sebagai anak Ahmad Al-Muhajir. Bahkan, dalam kitab As-Sajarah Al-Mubarokah, disebutkan bahwa anak Ahmad Al-Muhajir hanya tiga, yaitu Muhammad, Ali, dan Husain.
KH Imaduddin juga mengkritik cara para habib dalam menelusuri nasab mereka. Ia mengatakan bahwa mereka hanya mengandalkan riwayat lisan tanpa memeriksa sumber-sumber tertulis yang lebih kuat. Ia menilai bahwa hal ini sangat berbahaya karena bisa menimbulkan kesalahan dan kebohongan dalam nasab.
Ia mencontohkan kasus Habib Rizieq Shihab yang pernah dikritik oleh Habib Salim Asy-Syatiri karena mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW melalui Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
KH Imaduddin juga menegaskan bahwa ia tidak bermaksud untuk menghina atau merendahkan para habib. Ia hanya berusaha untuk mengungkap kebenaran sejarah dan mengajak para habib untuk lebih jujur dan kritis dalam menelusuri nasab mereka.
Ia juga mengimbau kepada umat Islam untuk tidak mudah terpesona oleh gelar-gelar habib, tetapi lebih menghormati orang-orang yang berilmu dan bertakwa.
Simak video berikut :
DEBAT ILMIAH "BEDAH HIPOTESA" IMADUDDIN UTSMAN DI KESULTANAN BANTEN
Sumber/full video: https://www.youtube.com
Ceramah dan seminar KH Imaduddin ini mendapat berbagai tanggapan dari masyarakat. Sebagian orang mengapresiasi upaya KH Imaduddin dalam mengoreksi nasab keturunan Nabi Muhammad ﷺ.
Mereka berpendapat bahwa hal ini penting untuk menjaga kehormatan dan kemurnian nasab Nabi Muhammad ﷺ. Mereka juga berharap agar para habib yang merasa tersinggung dapat membuka hati dan pikiran mereka untuk menerima kritik yang konstruktif.
Namun, sebagian orang lain mengecam KH Imaduddin sebagai orang yang tidak tahu adab dan tidak menghormati para habib.
Mereka menuduh KH Imaduddin sebagai orang yang iri dan dengki terhadap para habib yang memiliki pengaruh dan kedudukan di masyarakat. Mereka juga menantang KH Imaduddin untuk membuktikan nasabnya sendiri sebagai keturunan Nabi Muhammad ﷺ.
Diskursus tentang nasab keturunan Nabi Muhammad SAW ini masih terus berlanjut hingga saat ini. Belum ada titik temu yang dapat menyatukan pandangan-pandangan yang berbeda.
Namun, yang pasti, diskursus ini telah menunjukkan betapa pentingnya bagi umat Islam untuk mempelajari sejarah dengan objektif dan kritis, serta tidak mudah terpengaruh oleh klaim-klaim yang tidak memiliki dasar ilmiah.
Baca juga :
Keturunan Nabi, Ba Alawi, Ternyata Palsu?
Sumber video : https://youtu.be/
Sebuah diskursus yang menghebohkan dunia Islam akhir-akhir ini adalah tentang klaim keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dikenal dengan nama Ba Alawi.
Mereka mengaku sebagai sayyid atau syarif, yaitu orang-orang yang memiliki darah keturunan Nabi Muhammad ﷺ melalui sayyidina Ali bin Abi Thalib. Namun, benarkah klaim mereka itu?
Ba Alawi adalah sebuah istilah untuk para sayyid dari keturunan Sayid Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Bagir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib (bin Fatimah binti Rasulullah ﷺ)
Mereka berasal dari Hadhramaut, sebuah wilayah di Yaman Selatan, dan menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia, sejak abad ke-13 atau ke-14 Masehi untuk berdagang dan berdakwah.
Namun, beberapa peneliti dan sejarawan menemukan adanya keraguan dan kejanggalan dalam silsilah nasab Ba Alawi tersebut. Salah satunya adalah Kholili Kholil, seorang penulis dan aktivis Islam dari Indonesia, yang menulis sebuah artikel berjudul “Polemik Tentang Nasab Ba Alawy” di situs Alif.ID.
Dalam artikelnya, ia mengungkapkan beberapa fakta dan argumen yang menunjukkan bahwa nasab Ba Alawi tidak bisa dipercaya.
Salah satu fakta yang ia sampaikan adalah bahwa tidak ada sumber sejarah yang kuat dan otentik yang menyebutkan nama-nama leluhur Ba Alawi sebelum Ahmad al-Muhajir, yaitu seorang ulama yang hijrah dari Basra ke Hadhramaut pada abad ke-9 Masehi.
Ia juga menunjukkan bahwa ada perbedaan nama dan tanggal kematian antara Ahmad al-Muhajir dengan Ahmad bin Isa al-Muhajir, yang diklaim sebagai ayahnya oleh Ba Alawi.
Selain itu, ia juga mengkritik kitab Al-Masyra’ Al-Rawi, sebuah kitab biografi Ba Alawi yang ditulis belakangan dan menjadi rujukan utama mereka dalam menetapkan nasab mereka.
Ia menilai bahwa kitab tersebut penuh dengan kesalahan, kontradiksi, dan hal-hal yang tidak masuk akal. Misalnya, kitab tersebut menyebutkan bahwa Muhammad bin Ali pemilik Mirbath (w. 556 H) adalah guru dari beberapa ulama besar Yaman non Ba Alawi, padahal tidak ada bukti sejarah yang mendukung hal itu³.
Ia juga menyoroti bahwa ada motif politik dan ekonomi di balik klaim keturunan Nabi yang dilakukan oleh Ba Alawi. Ia mengatakan bahwa Ba Alawi ingin mendapatkan pengaruh dan kedudukan di masyarakat dengan menggunakan gelar sayyid atau syarif.
Ia juga menyebutkan bahwa ada praktik perdagangan budak yang dilakukan oleh Ba Alawi di masa lalu, di mana mereka menjual orang-orang Afrika sebagai budak dengan mengaku sebagai keturunan Nabi.
Dengan demikian, ia mengajak para pembaca untuk lebih kritis dan objektif dalam menilai klaim-klaim keturunan Nabi yang dilakukan oleh Ba Alawi atau kelompok lainnya.
Ia juga mengingatkan bahwa keturunan Nabi bukanlah ukuran keimanan dan ketaqwaan seseorang, melainkan amal perbuatan dan akhlaknya.
Ia berharap agar umat Islam tidak terpecah-belah karena masalah nasab, melainkan bersatu dalam persaudaraan Islam.
Simak video berikut :
Ulama Syiah mengesahkan Ba'alawi adalah keturunan Rasulullah, di dalam kitab nasab Syi'ah mereka. Kesimpulannya habib ini kakak beradik dengan Syi'ah.
Baca artikel : "𝗣𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿𝘂𝗵 𝗦𝘆𝗶𝗮𝗵 𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗧𝗮𝗿𝗲𝗸𝗮𝘁 𝗧𝗮𝘀𝗮𝘄𝘂𝗳"
Sumbet video : https://www.facebook.com/
Sumber video : https://www.facebook.com/
Komentar
Posting Komentar