Sanggahan Untuk Ustadz Adi Hidayat : "Surah Musik"

Sudah jelas akar masalahnya, beliau memang (secara sadar dan sengaja) melakukan tahrif yg bathil dari syair ke pengertian musik, ga lagi ada kekeliruan pemilihan diksi sebagaimana orang-orang yang membela beliau. Fix..


Adapun UAH membicarakan pribadi Ustadz Muflih Safitra, itu sudah urusan beliau dengan Allah, sudah keluar dari permasalahan..

Tugas kita adalah tetap menuntut ilmu, berdoa dan minta selalu kepada Allah agar di berikan hidayah dan di kokohkan di jalan yang haq ini.


Sanggahan Untuk Ustadz  Adi Hidayat : "Surah Musik"

Ust. Adi Hidayat sang ahli nomor, ahli halaman, ahli pojok sebelah kanan-kiri bagian atas-bawah salah atau tidak, ketika menyebut Surah Asy-Syu'ara = Surah Musik atau Surah para pemusik.....???

Jawabannya, SALAH...!!, dan kesalahan itu bukan sekadar silap lidah (sabqul lisan) atau salah ingat. Tapi memang karena minimnya ilmu yang dia miliki....!!!.

Berikut ini ada beberapa huruf berkaitan dengan hal tersebut. Meskipun ringkas, semoga dapat menambah pemahaman kita tentang surah-surah Al-Qur'an.

Penama'an Surah antara ijtihadiyyah dan tauqifiyyah

Dalam kitab Dirasat Fi 'Ulumil Qur'anil Karim (hlm. 117), Dr. Fahd Ar-Rumi menjelaskan bahwa telah terjadi kontroversi di kalangan para Ulama' tentang sumber penama'an surah-surah Al-Qur'an.

Ada yang mengatakan ijtihadiyyah (ada kesempatan berijtihad bagi seorang mujtahid untuk memberi nama sebuah surat dengan nama tertentu). Pendapat ini telah ditetapkan oleh Az-Zarkasyi sebagai pendapat yang jauh dari kebenaran dalam Al-Burhan (I/270).
Ada yang mengatakan tauqifiyyah (nama-nama surah harus berdasarkan dalil dan tidak diperkenankan berijtihad dalam menentukannya).

Setelah menyebutkan dua pendapat ini, Dr. Ar-Rumi menetapkan bahwa pendapat yang rajih adalah pendapat yang kedua, yaitu harus berdasarkan dalil. Imam As-Suyuti berkata dalam Al-Itqan Fi 'Ulumil Qur'an (I/52):

وقد ثبت جميع أسماء السور بالتوقيف من الأحاديث والآثار.

"Sungguh telah tetap semua nama surah-surah dengan tauqif dari hadits-hadits dan atsar-atsar". Dengan ini, maka terlihat bahwa pendapat yang lebih kuat adalah bahwa dalam menamai surah-surah dalam Al-Qur'an hendaknya berdasarkan dalil-dalil dan atsar-atsar yang kuat".

Nama Surat Asy-Syu'ara'

Para ahli tafsir telah menyebutkan sejumlah nama untuk surah yang menempati urutan ke-26 dalam Al-Qur'an ini. Di antara nama-nama tersebut adalah

--- Asy-Syu'ara'. (الشعراء)

Dalam At-Tahrir wat Tanwir (XIX/89), Ibnu 'Asyur mengatakan

اشتهرت عند السلف بسورة الشعراء، لأنها تفردت من بين سور القرآن بذكر كلمة الشعراء. وكذلك جاءت تسميتها في كتب السنة.

"(Surat ini) dikenal di kalangan para salaf dengan surah Asy-Syu'ara', karena ia menyendiri di antara surat-surat al-Qur'an dengan penyebutan asy-Syu'ara' (para penyair). Demikianlah datang penama'an ini dalam kitab-kitab hadits".

--- Al-Jami’ah. (الجامعة)
 
Dalam Al-Itqan Fi 'Ulumil Qur'an (I/123), As-Suyuti berkata,

وقع في تفسير الإمام مالك تسميتها بسورة الجامعة.

"Telah ada dalam tafsir Imam Malik penama'an surat ini dengan surat Al-Jami'ah".

Nama Al-Jami’ah ini telah disebutkan pula oleh Ibnu 'Asyur dalam At-Tahrir (XIX/89) dengan mengatakan,

وفي أحكام ابن العربي أنها تسمى أيضا الجامعة، ونسبه ابن كثير والسيوطي في الإتقان إلى تفسير مبالك المروي عنه.

"Dalam Ahkamul Qur'an karya Ibnul 'Arabi surat ini disebut pula Al-Jami'ah. Ibnu Katsir dan As-Suyuthi dalam Al-Itqan menisbatkannya kepada tafsir Malik yang diriwayatkan dari beliau". Setelah menyebutkan nukilan ini, Ibnu 'Asyur menjelaskan bahwa alasan penama'an dengan nama ini belum begitu jelas, kemungkinannya adalah bahwa surah ini adalah surah pertama yang mengumpulkan pera Rasul yang membawa syari'at-syari'at yang dikenal sampai diutusnya Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam".

--- Surat Tha Siin Miim Asy-Syu’ara’ (طسم الشعراء).

Dalam Al-Bithaqaat (hlm. 26), Dr. Yasir bin Isma'il Radhi menjelaskan bahwa ada nama lain dari surah ini yaitu Tha Siin Miim Asy-Syu'ara'. Ini terambil dari permula'an surah ini yang terdapat huruf muqaththa’ah.

Demikianlah di antara nama-nama yang telah disebutkan oleh para Ulama' dan peneliti untuk surah ini. Dari sini diketahui bahwa nama surah ini yang terkenal ada tiga, yaitu Asy-Syu'ara' dan Al-Jami'ah, serta Tha Sin Mim Asy-Syu'ara'. Tidak ditemukan adanya nama yang berarti musik atau nama yang mengisyaratkan kepada musik.

Kesimpulan dari pembahasan ringkas ini adalah bahwa belum ditemukan adanya kaum Salaf yang memberi nama surah ini dengan surah musik. Terlebih lagi bahwa musik adalah termasuk perkara yang sudah datang celaannya dalam Al-Qur'anul dan hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. 


JADI, kesalahan Ust. Adi Hidayat sang ahli nomor, ahli halaman, ahli pojok kanan-kiri atas-bawah terjadi karena beliau menambah argumentasi, dari argumentasi yang diberikan oleh para Ulama' yang "menghalalkan alat musik", seperti Ibnu Hazm atau Al-Qaradhawi.


Sebenarnya, tambahan argumentasi sah-sah saja, jika memang menambah kuat pendapat tersebut dan lahir dari istidlal yang benar. Sayangnya, itu tidak terjadi. Yang terlihat, malah terkesan "maksa" menyamakan sya'ir dan nasyid dengan musik.

Oleh karena itu, jangan sampai kita membela mati-matian kesalahannya. Saya khawatir jika dalam hal ini banyak yang membelah kesalahannya, lalu membiarkan tanpa ada yang mengkritisi, nanti akan banyak da'i-da'i berikutnya yang menggampangkan dalam berdalil dan berargumen, tanpa dasar yang kuat.

Saudara/i ku, Beliau Ust. Adi Hidayat tetap merupakan da'i yang layak dihormati, sebagaimana da'i lainnya. Hal yang benar dari beliau, tetap diterima. Sedangkan hal yang keliru wajib ditinggalkan.

Nasihat secara umum, kepada setiap da'i dan pengajar agama (termasuk saya), jangan lupa muthalaah (mengkaji/mendalami ilmu) sebelum mengajar, dan hanya menyampaikan materi yang dipahami dengan baik.

Orang awam tahunya cuma retorika. Tapi orang yang tersentuh ilmu, tahu bahwa pondasi keilmuan dan amanah ilmiah jauh lebih penting dari retorika.

Terakhir, saya kembali mengingatkan pada diri saya sendiri dan semua pembaca, jangan mengambil sikap di atas landasan fanatisme kelompok atau tokoh. Lihat kebenaran dari kebenaran itu sendiri.

Mau tokoh yang anda kagumi, maupun yang anda benci, jika pernyata'annya benar, akui itu benar. Sebaliknya, mau dari tokoh idola anda maupun dari musuh anda, jika pernyataannya salah, tetap katakan itu salah.


Dr. Dasman Yahya Ma’aly, Lc.MA
(Mengenal Sosok ahli Hadits Asli Riau, Indonesia, klik disini)

Apakah ini tujuan yang ingin dicapai oleh Ust. Adi Hidayat...?

KESIMPULAN:

1400 tahun perjalanan dakwah Islam, belum ada yang berani mengatakan bahwa Allah Ta'ala menurunkan Surah Musik, kecuali Ust. Adi Hidayat.

Barakallahu fiikum

Baca artikel terkait :

Komentar

Kajian Populer

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab