Banyaknya Bangunan Tinggi Sebagai Tanda Kiamat ?
Kota Dubai - Uni Emirat Arab :
Kota Riyadh - Arab Saudi :
Bangunan yang menjulang tinggi dengan desain mewah dianggap sebagai tanda kemakmuran. Tak sedikit area publik seperti perkantoran, hotel atau hunian yang menempati bangunan tinggi.
Tapi miris, banyaknya bangunan tinggi ini ternyata disebutkan sebagai salah satu tanda datangnya kiamat.
Datangnya hari kiamat adalah rahasia Allah SWT, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-A'raf Ayat 187:
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَىٰهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَآ إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْـَٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِىٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"
Banyaknya Bangunan Tinggi Sebagai Tanda Kiamat ?
Mengutip dari buku Tanda-tanda Kiamat oleh Atho'illah Umar, disebutkan beberapa hadits yang menyinggung tentang tanda kiamat. Beberapa hadits bahkan menegaskan bahwa banyaknya bangunan tinggi menjadi tanda kiamat akan segera tiba.
Imam Bukhari meriwayat dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kiamat tidak akan datang sebelum mereka berlomba - lomba meninggikan bangunan."
Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata, kalimat 'berlomba-lomba meninggikan bangunan' artinya ialah setiap orang yang membangun bangunan rumahnya, menginginkan bangunannya itu lebih tinggi dari bangunan orang lain. Kemungkinan lain, maksudnya ialah mereka berlomba-lomba dalam mengumpulkan perhiasan dan kemewahan.
Fenomena seperti ini telah banyak terjadi pada zaman sekarang. Di mana-mana dapat dijumpai bangunan-bangunan tinggi yang menjulang. Orang-orang saling
berbangga-bangga dengan bangunan mereka, mereka membanggakan ketinggiannya, luasnya, dan hiasan eksterior dan interiornya.
Menurut Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul Dahsyatnya Hari Kiamat: Rujukan Lengkap Hari Kiamat dan Tanda-Tandanya Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah, turut disebutkan beberapa hadits tentang kekayaan dan kemewahan yang menjadi tanda datangnya kiamat.
Imam Ahmad berkata, Abdurrazzaq menuturkan kepada kami, Mu'ammar mengabarkan kepada kami dari Hammam, dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi sampai harta menjadi banyak dan melimpah di tengah-tengah kalian sehingga pemilik harta berharap ada orang yang akan menerima sedekah hartanya; ilmu dicabut, waktu saling berdekatan, fitnah merebak, dan al-haraj merajalela.' Para sahabat bertanya: 'Apa itu al-haraj, wahai Rasulullah?' Beliau bersabda: 'Pembunuhan, pembunuhan'." (HR. Ahmad)
Ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang tanda-tanda kiamat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan dua tanda.
أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ
“Jika budak wanita telah melahirkan tuannya serta kalian melihat orang yang bertelanjang kaki dan tak memakai baju yakni para penggembala kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan” (HR. Muslim)
Makna budak yang melahirkan tuannya telah kita bahas pada tulisan sebelumnya. (Baca: Makna Tanda Kiamat “Budak Wanita Melahirkan Tuannya”)
Lalu siapakah yang dimaksud dengan “orang tak beralas kaki berlomba meninggikan bangunan?”
Ada empat kata yang dipakai dalam hadits tersebut tentang siapa yang berlomba-lomba meninggikan bangunan. Syaikh Musthafa Dieb Al Bugha dan Syaikh Muhyidin Mistu dalam Al Wafi menjelaskan sebagai berikut:
الْحُفَاةَ merupakan bentuk jama’ dari حَافِyang artinya “orang-orang yang tidak memakai alas kaki”
الْعُرَاةَ merupakan bentuk jama’ dari عَار yaitu orang-orang yang tidak memakai baju
الْعَالَةَ merupakan bentuk jama’ dari عَيْل yaitu orang-orang fakir
رِعَاءَ الشَّاءِartinya para penggembala kambing
Jadi, di antara tanda kiamat itu adalah ketika kaum yang biasanya menggembala kambing, tidak beralas kaki, tidak memakai baju dan miskin berlomba-lomba meninggikan bangunan.
Pertanyaan yang biasanya muncul adalah, bagaimana mungkin para penggembala kambing yang miskin bisa membangun gedung yang tinggi? Jika dipahami secara sempit bahwa orang yang membangun gedung tinggi adalah orang yang pernah menggembala kambing tanpa alas kaki dan tanpa baju, memang agaknya sulit. Bagaimana mungkin seseorang dari miskin tiba-tiba men
jadi kaya raya dan membangun gedung tinggi.
Namun, jika melihat hadits yang lain kita jadi punya persepsi baru bahwa yang dimaksud bukanlah orang per orang melainkan sebuah kaum. Kaum yang dulunya suka menggembala kambing tanpa alas kaki dan tanpa baju.
Abu Fatiah Al Adnani dalam buku Petaka Akhir Zaman mengutip hadits riwayat Imam Ahmad dari Ibnu Abbas dengan isnad shahih bahwa Rasulullah ditanya tentang siapakah yang dimaksud dengan penggembala kambing yang tidak beralas kaki, tidak memakai baju dan miskin itu. Lalu beliau bersabda, “Orang-orang Arab.”
Orang-orang Arab. Ya, dulunya banyak dari mereka yang menggembala kambing tanpa alas kaki dan bertelanjang dada. Namun sekarang, Arab yang dulunya adalah padang pasir gersang kini berubah dipenuhi gedung-gedung pencakar langit.
Lihatlah. Tiga di antara lima gedung tertinggi di dunia kini berada di Arab. Dubai Towers tingginya 445 meter merupakan gedung tertinggi kelima di dunia. Burj Khalifa tingginya 820 meter merupakan gedung tertinggi kedua di dunia. Dan gedung tertinggi pertama akan dibangun di Jeddah dengan ketinggian 1 Km. Namanya The Kingdom Tower. Mereka benar-benar berlomba-lomba meninggikan bangunan.
Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sekaligus memberikan pertanyaan serius kepada kita: apa yang telah kita persiapkan menghadapi kiamat, setidaknya, kematian?
Wallahu a’lam bish shawab.
Sumber : https://bersamadakwah.net
Komentar
Posting Komentar