WAKTU DAN TEMPAT KELUARNYA DAJJAL
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Kapan keluarnya Dajjal ?
Jawaban.
Keluaranya Dajjal termasuk tanda kiamat, akan tetapi tidak bisa ditentukan kapan waktunya, karena tidak ada yang tahu kapan kiamat tiba kecuali Allah. Demikian juga tanda-tandanya tidak dapat kita ketahui kecuali yang telah ada di hadapan kita. Jadi waktu keluarnya Dajjal tidak dapat kita ketahui, akan tetapi kita tahu bahwa keluarnya merupakan tanda kiamat.
Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Di mana tempat keluarnya Dajjal ?
Jawaban.
Dajjal akan keluar dari Masyriq (Timur) dari arah timbulnya berbagai fitnah dan kejahatan. Rasulullah pernah bersabda : ‘Fitnah itu disini!’, dan beliau mengisyaratkan ke arah Masyriq. Masyriq adalah sumber kejahatan dan fitnah. Ia akan keluar dari Masyriq, dari Khurasan melewati Ashfahan dan memasuki Jazirah antara Syam dan Irak. Ia tidak punya tujuan kecuali Madinah, karena disitullah terdapat Al-Basyir An-Nadzir Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ingin memebinasakan penduduk Madinah, akan tetapi kota Madinah diharamkan atasnya (dilindungi dari jarahan) sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘Di setiap pintu kota Madinah terdapat Malaikat yang menjaganya”.
Dajjal ini keluar melalui tembusan antara Syam dan Irak dan diikuti oleh orang-orang Yahudi Asfahan sebanyak tujuh puluh ribu, karena merekalah yang menjadi tentaranya. Yahudi merupakan sebusuk-busuk hamba Allah dan manusia yang paling sesat. Merekalah yang menjadi pengikut Dajjal dan menjadi pembantu-pembantunya serta menjadi bala tentaranya di samping para pengikutnya yang lain.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah besabda. “Wahai hamba-hamba Allah, teguhlah ! Beliau meneguhkan kita karena masalah ini sangat berbahaya. Lebih lanjut beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. ‘Barangsiapa mendengar Dajjal, hendaklah ia mejauh darinya. Karena demi Allah, seseorang akan mendatanginya dengan mengira bahwa ia (Dajjal) itu seorang mukmin, lalu iapun mengikutinya lantaran syubhat yang dibuat oleh Dajjal itu. ‘Manusia akan mendatangi Dajjal dan mengatakan’. ‘Dia tidak akan menyesatkanku dan aku tidak akan terpengaruh olehnya’, namun Dajjal terus menghembuskan syubhat sehingga orang itupun akhirnya mengikutinya”.
[Disalin dari kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang di susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, edisi Indonesia Soal-Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka At-Tibyan]
Sumber : https://almanhaj.or.id/
Komentar
Posting Komentar