NU, SALAFI, dan Muhammadiyah dalam Perselisihan Pemahaman

Simak video berikut :
Persamaan Muhammadiyah Dengan Salafi dan Muhammadiyah lebih dulu dicap wahabi
Oleh : Ustadz Mujiman

Sumber video : https://fb.watch/

NU, SALAFI, dan Muhammadiyah dalam Perselisihan Pemahaman

Perseteruan antara Kaum Tradisional yang fleksibel dengan kaum yang memurnikan ajaran Islam (ortodoks) sudah ada sejak dulu. Kalau dulu kaum tradisional itu disebut kaum Adat, sedangkan kaum yang memurnikan ajaran Rasulullah itu disebut kaum Padri. Peperangan keduanya sempat terjadi di Sumatera Barat.

Kalau sekarang, kaum tradisional ini di komandoi oleh Nahdlatul Ulama (NU) dan beberapa sub-organisasinya yaitu Banser dan Anshor.

Sementara kaum yang memurnikan ajaran Islam, beberapa dekade yang lalu sempat di pimpin oleh Muhammadiyah, lalu belakangan gencar disebarkan oleh da'i-da'i salafi, yang juga di cela sebagai "Wahabi" oleh NU.

NU dan SALAFI dalam Memahami Alquran dan Hadits

Dalam pemahaman NU yang fleksibel dan tradisionalis, NU menganggap bid'ah itu ada yang baik dan buruk. Sehingga dalam pemahaman mereka yang fleksibel, selama perkara ibadah itu baik utnuk dilakukan, ya tidak mengapa di kerjakan meski tidak ada perintah atau dalilnya. Tidak perduli dari mana asal ibadah itu, apakah dari tradisi nenek moyang, adat istiadat, budaya, atau sumber lain, selama dianggap baik ya tidak mengapa dikerjakan. Tapi kebanyakan sih berasal dari tradisi.

Sementara pemahaman Salafi, segala perkara ibadah itu harus dilandasi dengan dalil, baik dari Al-quran dan Assunnah (hadits-hadits shahih-hasan), dengan kata lain harus ada perintahnya dari Allah atau Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam. Jadi, tidak ada bid'ah yang baik dan buruk. Menurut pemahaman mereka, semua bid'ah itu buruk dan bisa membawa umat pada kesesatan, sebagaimana Rasulullah juga berkata demikian:

« أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ »

Artinya : “Kemudian daripada itu, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Al-Qur’an dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang baru dan semua bid’ah adalah kesesatan” (HR Muslim no. 2042).

Jadi, perkara ibadah (agama) yang tidak ada dalilnya tidak boleh dikerjakan (garis bawahi: hanya perkara agama/ibadah, bukan perkara duniawi macam hape dan pesawat. Please… jadilah orang yang pintar, jangan mempermalukan diri sendiri).

Dakwah SALAFI dan NU: Perselisihan Pendapat Diantara Keduanya

Dalam dakwahnya ini, Salafi tegas menyangkal segala bid'ah, tahayul dan Khurafat. Bahkan secara terang-terangan. Menurut Salafi, apa yang menurut Allah haram ya harus di katakan haram. Yang sesat ya sesat. Salah ya salah, benar ya benar. Tidak boleh sesuatu yang jelas dan tegas Allah dan rasulnya telah mengatakan sesat, tapi malah dikatakan lurus (atau serong dikit) oleh manusia agar orang lain tidak tersinggung.

Nah, NU yang berpemahaman tradisionalis Otomatis merasa tersinggung karena dalam pemahaman mereka, ada beberapa bid'ah yang mereka anggap baik dan telah turun temurun mereka kerjakan. Seperti yasinan, tahlilan, wiridan, kenduri, maulidan, dan isra' mi'raz. Tapi hal ini di anggap sebagai hal yang batil oleh Salafi. (BTW, merujuk pada HR Muslim no. 2042 di atas, hal ini adalah perkataan Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam sendiri, bukan perkataan da'i-da'i Salafi).

SALAFI Ingin Menghapus Tradisi dan Budaya?

Dengan pemahaman Salafi yang demikian, Lantas apakah Salafi bisa dikatakan ingin menghapus budaya dan tradisi Indonesia? Bisa dikatakan ya, tapi juga bisa dikatakan tidak. Dikatakan ya jika tradisi itu menyelisihi atau melanggar syariat Islam, seperti tradisi kawin tangkap, minum tuak, kebaya yang tembus pandang, musik, sanggul, kuda lumping (yang memanggil setan), termasuk Maulidan, Isra mi'raz, Yasinan (bukan baca surat Yasin nya yg dilarang), Tahlilan (bukan baca tahlil juga yg dilarang), kenduri, syukuran (dalam agama ini bersyukur cukup dengan mengucap "Alhamdulillah"). Dikatakan tidak (menghapus tradisi) jika tradisi itu tidak menyelisih agama, seperti pakai batik, sarung, panjat pinang, lompat batu di nias, dll.

Beberapa orang mungkin melihat tensi perselisihan antara NU dan Muhammadiyah telah menurun. Menurut hemat saya, hal ini tidak lepas dari mulai gencarnya dakwah Salafi di sejumlah daerah, terutama perkotaan . Sehingga NU yang kebanyakan basisnya kuat di pedesaan beralih fokus dari yang awalnya menentang Muhammadiyah, beralih menentang Salafi yang dalam dakwahnya lebih tegas ketimbang Muhammadiyah.

Aksi NU Membendung Sampai Mengusir Dakwah Salafi dari Indonesia

Tensi perseteruan antara NU dan Salafi pun menguat dan terus menguat. Dulu cukup sering saya melihat ada pengusiran yang dilakukan oleh orang-orang NU kepada sejumlah da'i salafi. Misalnya Ust. Khalid Basalamah, Ust. Firanda Andirja, dan yang paling keras penolakannya adalah terhadap Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Diantara da'i-da'i Salafi, Ust Yazid bin Abdul Qadir Jawas ini yang paling tegas dan keras menentang bid'ah, tahayul dan khurafat. Termasuk pelanggaran agama lainnya. Jadi beliau ini yang paling sering menerima penentangan.

Selain itu juga cukup sering kita melihat sejumlah (tidak semua) tokoh NU mentahzir (bahkan beberapa sampai memfitnah) Salafi. Ada orang yang berkata bahwa Salafi ini gampang sekali menyesat-nyesatkan orang, membid'ahkan orang, bahkan sampai mengkafirkan orang. Pada kenyataannya, da'i-da'i Salafi tidak semudah itu mengkafirkan orang. Hanya orang yang benar-benar telah diketahui pasti seorang non-muslim lah yang boleh di kafirkan (misal, orang-orang yang ibadah di gereja). Dan perkara salafi menghakimi orang ini dan itu bid'ah, ini juga fitnah. Karena sebenarnya yang bid'ah itu adalah perkara ritual yang tidak ada tuntunannya. Sementara manusianya sendiri bukan bid'ah. (cek sendiri dakwah Salafi ada banyak di Youtube, bisa search nama-nama da'i salafi yang disebutkan di atas).

Terbaru, Tampaknya mereka benar-benar tidak tahan dengan perkembangan dakwah Salafi, sampai-sampai mereka menggoreng isu utnuk mengusir pemahaman Salafi dari nusantara. NU lebih jauh melangkah memfitnah Salafi dengan menghakimi bahwa Salafi itu pintu masuk terorisme, Salafi itu selangkah lagi dengan ekstrimisme. Pas kebetulan ada kasus pem-boman, otomatis pemerintah meningkatkan intensitas aksinya dalam menghancurkan terorisme di tanah air, sejumlah pengurus NU langsung menggoreng isu dan menjudge bahwa Salafi itu dekat dengan teroris. Padahal penyelidikan Polisi banyak menemukan bukti-bukti terorisme dari kalangan simpatisan FPI, bukan Salafi. Dan sangat jelas sekali bahwa dalam perkara Bid'ah, FPI dan NU sebenarnya sejalan. Sementara FPI bertentangan dengan Salafi. Cukup sering di temui dakwah Habib Rizieq menentang Salafi lantaran sering melontarkan Bid'ah. FPI dalam hal aqidah juga mengambil sumber yang sama dengan NU, yaitu dari Asyariyah (bukan berarti saya mau menggiring opini bahwa NU adalah teroris, atau FPI adalah teroris, karena ini bisa saja masalah individu, btw).

Jadi, isu teroris dekat dengan Salafi Ini juga bisa dikatakan fitnah, karena bisa anda cek sendiri di Youtube di channelnya da'i-da'i Salafi, bagaimana mereka menghukumi bom bunuh diri. Yang saya tahu, menurut pemahaman salafi itu jangankan melakukan bom bunuh diri, jangankan mengkudeta, demo dan mengkritik pemimpin saja hal ini dihukumi haram. Menghancurkan fasilitas umum juga haram.

Jadi, bagaimana mungkin Salafi yang mengharamkan hal-hal tersebut bisa dekat dengan aksi terorisme dan ekstrimisme. Kalau di banding-bandingkan, justru yang melakukan kritik dan aksi demo itu lah yang lebih dekat dengan kekerasan dan ekstrimisme. Dan NU setahu saya tidak mengharamkan demo. Malahan pas demo 212 dulu terkait perkara peleceham agama si Ahok, saat umat muslim di berbagai daerah ramai-ramai ngumpul di Monas, Salafi ini justru mendakwahkan agar umat muslim jangan ikut-ikutan demo. Karena selain haram, di khawatirkan juga Monas jadi kotor dan fasilitas umum jadi rusak.

Ada banyak lah tokoh-tokoh besar NU yang melancarkan fitnah seperti ini. Yang paling gencar adalah Said Aqil Siradz yang berkata Salafi pintu masuk terorisme, kemudian yang baru-baru ini adalah Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Zulfa Mustofa yang menghakimi Salafi adalah selangkah lagi menuju terorisme.

Simak video berikut :


Klaim fitnah ini jelas akan mempengaruhi banyak orang, termasuk sebuah BUMN, yaitu PELNI yang salah satu petingginya ikut-ikutan mengklaim sejumlah da'i Salafi sebagai sumber ajaran terorisme. Sampai-sampai sejumlah pejabat Pelni yang mengadakan acara dakwah ini dipecat.

Pun begitu, bukan tidak ada dampak positif bagi Salafi dari fitnah yang gencar ini oleh NU. Dengan fitnah ini, terutama yang gencar dari media, ada banyak orang-orang yang justru penasaran apa sih sebenarnya Salafi ini. Karena di zaman sekarang, dijaman mudahnya mendapatkan informasii ini, orang-orang pintar yang tidak ingin termakan omongan akan melakukan penelitian dan pencarian dulu apa sebenarnya Salafi itu dari internet (Youtube, Facebook, dsb) dan bagaimana sih dakwah mereka. Orang-orang yang melakukan penelitian ini biasanya adalah orang perkotaan, karena umumnya ya orang-orang perkotaan yang melek teknologi dan mudah akses itnernet. Itu sebabnya paham Salafi sangat cepat penyebarannya di perkotaan. Ketimbang di pedesaan yang orang-orangnya belum melek teknologi, bahkan meski melek teknologi pun, internet masih susah di akses (susah sinyal) dan mahal.

Ini juga menjadi alasan kenapa Salafi kuat pengaruhnya di perkotaan. Dan kenapa NU kuat di pedesaan. Karena akses Internet di pedesaan tidak sebaik di perkotaan, sehingga sangat sedikit orang pedesaan yang bisa mengakses dakwah da'i-da'i Salafi yang umumnya berdakwah melalui media Internet (website, Youtube, Facebook, dll). Namun kemungkinan, dengan semakin baik dan luasnya pembangunan infrastruktur internet, meluas sampai ke pelosok, maka dakwah Salafi akan terus meluas pengaruhnya.

Akun Lembaga Dakwah PBNU Dicibir Usai Memprotes Polisi yang Undang Ustaz Khalid Basalamah - Wartakotalive.com

Akun tersebut mengungkit kalimat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang meminta anggota Polri untuk 'belajar ngaji' kitab kuning kepada PBNU. Baca beritanya klik tautan berikut :

https://wartakota.tribunnews.com/2021/05/02/akun-lembaga-dakwah-pbnu-dicibir-usai-memprotes-polisi-yang-undang-ustaz-khalid-basalamah

Simak video berikut :

Salafi Merespon Permusuhan NU

Bagaimana respon da'i-da'i Salafi menanggapi permusuhan dan fitnah dari NU ini? Jika permusuhannya dalam bentuk pengusiran, Da'i Salafi lebih tenang dan bersabar, dan biasanya mengalah. Mereka langsung meninggalkan tempat dakwah mereka. Karena apa? Karena mudharatnya lebih besar jika mereka tetap disana. Masjid (rumah Allah) bisa di rusak, fasilitas masjid bisa hancur. Belum lagi rumah ibadah milik Allah yang akan kotor karena yang masuk ke masjid biasanya lupa ngelepas sendal. Padahal mengumpulkan biaya infaq, apalagi dari masjid-masjid kecil itu tidak gampang.

Da'i Salafi juga lebih kalem dalam menanggapi fitnah yang ditujukan kepada mereka. Kebanyakan da'i yang memiliki akun resmi media sosial, akan mengklarifikasi melalui media sosial semacam Youtube terkait fitnah yang dilempar kepada mereka.

Baca juga argikel terkat berikut :

---
Sumber artikel : https://id.quora.com/

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab