Hati-hati dengan Hatimu
Simak vedeo berikut :
PENYEBAB HATI MENJADI KERAS MEMBATU
Oleh : Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan, Lc. MA Hafidzahullah
Sumber video : https://www.facebook.com
Hati-hati dengan Hatimu
Suatu hari mungkin kita pernah merasakan hati yang hampa, melakukan suatu kerjaan terasa hambar, rasa malas menyelimuti hati bahkan ingin rasanya pergi jauh entah kemana. Karena keinginan-keinginan kita tak kunjung terwujud. Atau pada kondisi yang sebaliknya, merasa dalam kesuksesan dan bahagia, apa yang diinginkan tercapai, semua kebutuhan terpenuhi berkat usaha sendiri hingga merasa aman dan nyaman dengan dirinya.
Pada dua kondisi seperti ini biasanya akan menjadikan hati menjadi keras sehingga nasehat, masukan dan saran dari orang lain tidak akan diterima malah dianggap sebagai menggurui atau penghalang. Inilah yang sering kita sebut dengan istilah qaswatul qalb atau hati yang keras dan membatu.
Ini adalah penyakit hati yang kalau dibiarkan maka akan semakin banyak kemaksiatan kita lakukan yang sesungguhnya semakin membuat hati kita mengeras dan membatu.
Hal ini sudah diingatkan Allah SWT kepada kita semua dalam QS Al-Baqarah:74
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya….”
Ibnu al-Qayyim mengatakan :
"Seseorang yang hatinya keras dan mati, seperti pohon kering, hanya pantas dilalap api (neraka)".
Banyak penyebab hati menjadi keras bagai batu diantaranya berbuat dosa yakni melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah dan tidak melakukan perbuatan yang diperintahNya.
Menurut Qadhi al-Fudail ada tiga peristiwa yang menyebabkan hati membatu yaitu ; (1) terlalu banyak makan, (2) terlalu banyak tidur dan (3) terlalu banyak berbicara”.
"Perhatikanlah perutmu sebab sebagian besar penyakit bermula dari makanan yang berlebih”, kata Ibnu Sina seorang pakar kedokteran muslim.
Suatu hari mungkin kita pernah merasakan hati yang hampa, melakukan suatu kerjaan terasa hambar, rasa malas menyelimuti hati bahkan ingin rasanya pergi jauh entah kemana. Karena keinginan-keinginan kita tak kunjung terwujud. Atau pada kondisi yang sebaliknya, merasa dalam kesuksesan dan bahagia, apa yang diinginkan tercapai, semua kebutuhan terpenuhi berkat usaha sendiri hingga merasa aman dan nyaman dengan dirinya.
Pada dua kondisi seperti ini biasanya akan menjadikan hati menjadi keras sehingga nasehat, masukan dan saran dari orang lain tidak akan diterima malah dianggap sebagai menggurui atau penghalang. Inilah yang sering kita sebut dengan istilah qaswatul qalb atau hati yang keras dan membatu.
Ini adalah penyakit hati yang kalau dibiarkan maka akan semakin banyak kemaksiatan kita lakukan yang sesungguhnya semakin membuat hati kita mengeras dan membatu.
Hal ini sudah diingatkan Allah SWT kepada kita semua dalam QS Al-Baqarah:74
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya….”
Ibnu al-Qayyim mengatakan :
"Seseorang yang hatinya keras dan mati, seperti pohon kering, hanya pantas dilalap api (neraka)".
Banyak penyebab hati menjadi keras bagai batu diantaranya berbuat dosa yakni melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah dan tidak melakukan perbuatan yang diperintahNya.
Menurut Qadhi al-Fudail ada tiga peristiwa yang menyebabkan hati membatu yaitu ; (1) terlalu banyak makan, (2) terlalu banyak tidur dan (3) terlalu banyak berbicara”.
"Perhatikanlah perutmu sebab sebagian besar penyakit bermula dari makanan yang berlebih”, kata Ibnu Sina seorang pakar kedokteran muslim.
Baca juga : "Bila badan anda gemuk, dan perut anda buncit coba evaluasi diri"
Maka kata Ali bin Abi Thalib RA :
Maka kata Ali bin Abi Thalib RA :
“Istirahatnya badan dengan mengurangi makan, istirahatnya lidah dengan mengurangi berbicara, dan istirahatnya hati dengan mengurangi keinginan.”
Untuk mengindari qaswatul qolb, Rasulallah SAW telah memberikan kita cara jitu untuk melembutkan hati, yaitu pandai-pandailah bersyukur. Seperti disebutkan dalam sebuah hadis ada seorang sahabat datang kepada Rasulallah SAW dan berkata, “Akhir-akhir ini aku merasakan hatiku keras ya Rasulullah. Kemudian Rasulallah SAW bersabda, “Maukah engkau kuberi tahu cara untuk melembutkannya dan keinginanmu terpenuhi? Apakah itu ya Rasulallah? Jawab Rasul: Sayangi anak-anak yatim, usaplah kepalanya, berikanlah mereka makanan dari makananmu, niscaya hal yang demikian itu akan melembutkan hati dan melapangkan rizkimu” (HR Thabrani).
Maka, hendaklah ketika kita menjamu anak yatim, kita menawarkan mereka makanan terbaik yang kita miliki bukan saja ia melembutkan hati, namun mengantarkan kita untuk berjumpa dengan Rasul di surga, seperti disebutkan pada hadits Rasulallah SAW lainnya, “Aku dan orang-orang yang mengurus anak yatim kelak akan berdampingan seperti dua jari di surga.”
Cara lainnya adalah berziarah kubur, dengan niat yang benar. Rasulallah SAW berkata, “Aku pernah melarang kalian ziarah kubur. Sekarang berziarahlah. Sebab sesungguhnya ia akan melembutkan hati, melelehkan air mata, dan mengingatkan akherat.” (HR Al-Hakim).
Ziarah kubur dengan niat yang benar bertujuan untuk mengingatkan bahwa kita semua akan mati seperti saudara-saudara kita yang telah mati lebih dahulu dan semuanya akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akherat. Dengan mengingat mati, sadarlah kita bahwa apa yang ada pada kita tidak pantas untuk kita sombongkan. Sebab madu sebagai makanan terbaik yang kita makan, ia diproduksi oleh lebah. Baju sutera sebagai pakaian terbaik kita, juga diproduksi oleh ulat. Mutiara sebagai perhiasan terindah kitapun diproduksi oleh kerang. Lalu kesombongan macam apa yang pantas kita banggakan dihadapan Allah, Dzat yang menciptakan lebah, ulat dan kerang. Apalagi jabatan yang sedang kita miliki saat ini hanya beberapa saat saja akan lepas dari kita.
Selain dua hal tersebut diatas Rasul juga mengajarkan kepada kita untuk banyak berzikir, dalam sabdanya: “Janganlah kalian banyak bicara selain zikir kepada Allah, karena sesungguhnya banyak bicara selain zikir kepada Allah mengakibatkan hati menjadi keras. Sesungguhnya sejauh-jauh manusia dari Allah ialah orang yang berhati keras.”
Semoga kita terhindar dari kerasnya hati. Na’udzubillah.
Artikel ditulis oleh : Ust. Ahmad Husein, S.Ag
Sumber : https://ump.ac.id/
Untuk mengindari qaswatul qolb, Rasulallah SAW telah memberikan kita cara jitu untuk melembutkan hati, yaitu pandai-pandailah bersyukur. Seperti disebutkan dalam sebuah hadis ada seorang sahabat datang kepada Rasulallah SAW dan berkata, “Akhir-akhir ini aku merasakan hatiku keras ya Rasulullah. Kemudian Rasulallah SAW bersabda, “Maukah engkau kuberi tahu cara untuk melembutkannya dan keinginanmu terpenuhi? Apakah itu ya Rasulallah? Jawab Rasul: Sayangi anak-anak yatim, usaplah kepalanya, berikanlah mereka makanan dari makananmu, niscaya hal yang demikian itu akan melembutkan hati dan melapangkan rizkimu” (HR Thabrani).
Maka, hendaklah ketika kita menjamu anak yatim, kita menawarkan mereka makanan terbaik yang kita miliki bukan saja ia melembutkan hati, namun mengantarkan kita untuk berjumpa dengan Rasul di surga, seperti disebutkan pada hadits Rasulallah SAW lainnya, “Aku dan orang-orang yang mengurus anak yatim kelak akan berdampingan seperti dua jari di surga.”
Cara lainnya adalah berziarah kubur, dengan niat yang benar. Rasulallah SAW berkata, “Aku pernah melarang kalian ziarah kubur. Sekarang berziarahlah. Sebab sesungguhnya ia akan melembutkan hati, melelehkan air mata, dan mengingatkan akherat.” (HR Al-Hakim).
Ziarah kubur dengan niat yang benar bertujuan untuk mengingatkan bahwa kita semua akan mati seperti saudara-saudara kita yang telah mati lebih dahulu dan semuanya akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akherat. Dengan mengingat mati, sadarlah kita bahwa apa yang ada pada kita tidak pantas untuk kita sombongkan. Sebab madu sebagai makanan terbaik yang kita makan, ia diproduksi oleh lebah. Baju sutera sebagai pakaian terbaik kita, juga diproduksi oleh ulat. Mutiara sebagai perhiasan terindah kitapun diproduksi oleh kerang. Lalu kesombongan macam apa yang pantas kita banggakan dihadapan Allah, Dzat yang menciptakan lebah, ulat dan kerang. Apalagi jabatan yang sedang kita miliki saat ini hanya beberapa saat saja akan lepas dari kita.
Selain dua hal tersebut diatas Rasul juga mengajarkan kepada kita untuk banyak berzikir, dalam sabdanya: “Janganlah kalian banyak bicara selain zikir kepada Allah, karena sesungguhnya banyak bicara selain zikir kepada Allah mengakibatkan hati menjadi keras. Sesungguhnya sejauh-jauh manusia dari Allah ialah orang yang berhati keras.”
Semoga kita terhindar dari kerasnya hati. Na’udzubillah.
Artikel ditulis oleh : Ust. Ahmad Husein, S.Ag
Sumber : https://ump.ac.id/
Komentar
Posting Komentar