Ini Alasan Kenapa Doa Keluar WC: Meminta Ampun

Ini Alasan Kenapa Doa Keluar WC: Meminta Ampun

Seperti kita kita ketahui bahwa doa keluar dari WC atau toilet adalah doa yang ringkas dan mudah kita hafal doa tersebut adalah:

غُفْرَانَكَ

 “Ghufranaka (Aku meminta ampunanmu Ya Allah)”.

Lafadz lengkap hadits,

Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا خَرَجَ مِنَ الْخَلاَءِ قَالَ: غُفْرَانَكَ

“Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam, jika keluar dari WC beliau membaca: “Ghufranaka (Aku meminta ampunanmu Ya Allah)”.[1]

Hikmah doa: Karena kita sering meremehkan nikmat BAK

Makna dari doa ini adalah Kita meminta Ampun kepada Allah karena kita Sering meremehkan nikmat Allah kepada kita yaitu kenikmatan bisa lancar buang Air kecil. BAB atau BAK yang lancar juga merupakan kenikmatan, yaitu perasaan lega dan rasa ringan di tubuh.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,

والحكمة في ذلك والله أعلم أن الله سبحانه قد أنعم عليه بما يسر له من الطعام والشراب، ثم أنعم عليه بخروج الأذى، والعبد محل التقصير في الشكر فشرع له عند زوال الأذى بعد حضور النعمة بالطعام والشراب أن يستغفر الله، وهو سبحانه يحب من عباده أن يشكروه على نعمته

“Hikmah dari doa ini –wallahu a’lam- Allah telah memberikan kenikmatan berupa mudahnya bagi hamba makan dan minum. Kemudian Allah memberikan kenikmatan mudahnya kotoran keluar. Seorang hamba sering meremehkan bersyukur, maka disyariatkan baginya agar beristigfar meminta ampun ketika hilangnya kotoran setelah mendapat nikmat berupa makanan dan minuman. Allah Subhanu wa ta’ala mencintai hambanya yang mensyukuri nikmatnya.”[2]

Syaikh Al-Mubarakfuri (ulama dari India penulis sirah nabawiyah yang ma’ruf) rahimahullah menyebutkan dua hikmah, beliau berkata,

أحدهما : أنه استغفر من الحالة التي اقتضت هجران ذكر الله تعالى فإنه يذكر الله تعالى في سائر حالاته إلا عند الحاجة .

وثانيهما : أن القوة البشرية قاصرة عن الوفاء بشكر ما أنعم الله عليه من تسويغ الطعام والشراب وترتيب الغذاء على الوجه المناسب لمصلحة البدن

Pertama: meminta Ampun kepada Allah, karena keadaan yang menuntut tidak boleh berdzikir (karena di WC tidak boleh berdzikir), karena (seharusnya) ia berdizkir kepada Allah di semua kondisi kecuali ketika ada hajat (yang menghalangi berdizkir)

Kedua: kemampuan manusia terbatas untuk mensyukuri nikmat Allah berupa kemudahan makanan dan minuman serta tertib waktu makan yang sesuai dengan mashlahat badan.[3]

Penderitaan pedih orang yang sulit buang air Kecil

Bagi tenaga medis mungkin sering melihat pasien dengan keluhan susah buang air kecil bisa akibat kencing batu, pembesaran prostat atau infeksi saluran kencing. Penyakit ini penuh penderitaan, mulai dari yang “katanya” agak ringan, misalnya anyang-anyangan atau perasaan bahwa kencing tidak puas, masih ada kencing yang tersisa. Ini cukup menganggu konsentrasi dan pekerjaan.

Belum lagi mereka yang mengalami retensi urin, yaitu kencing menumpuk di kandung kemih dan tidak bisa keluar. Pasiennya bisa teriak-teriak kesakitan seharian, bahkan semalaman tidak bisa tidur. Rasa nyerinya tidak bisa digambarkan. Wal’iaydzu billah.

Allah Ta’ala berfirman,

فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman: 13)

Demikian, semoga bermanfaat.

Footnote :

1] HR. Abu Dawud, At-Tirmidziy dan Ibnu Majah, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, Dishahihkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Nataaijul-Afkaar 1/216-217

[2] Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz, sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/2274

[3] Tuhfatul Ahwadzi 1/42,  Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, Beirut, Syamilah

Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Sumber : https://muslimafiyah.com/

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab