Kenapa setiap akhir tahun sering terjadi bencana
Kenapa setiap akhir tahun sering terjadi bencana
Musibah adalah satu kata yang sangat akrab di telinga kita, akhir-akhir ini Negeri kita yang tercinta, banyak mengalami musibah, di akhir tahun ini kita masih disuguhi banjir di berbagai daerah, tanah longsor dimana-mana, dan bahkan ada letusan gunung Semeru baru-baru ini.
Mengapa banyak bencana di akhir tahun menimpa Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim? Dalam perspektif Islam, ada dua makna untuk musibah dan bencana yang menimpa masyarakat muslim. Bisa jadi musibah dan bencana itu adalah peringatan, bisa pula musibah dan bencana itu adalah ujian.
Musibah dan bencana yang merupakan peringatan adalah teguran dari Allah agar masyarakat muslim kembali kepada Allah dan menghentikan kemaksiatan serta pengrusakan alam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar Rum : 41)
Kedua, musibah dan bencana adalah ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setidaknya ada tiga ayat yang mengisyaratkan ujian ini. Yakni surat Al Ankabut ayat 2-3, surat Al Anbiya ayat 35, dan surat Al Mulk ayat 2.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan ‘kami telah beriman’ sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS. Al Ankabut : 2-3)
Jadi melalui musibah dan bencana itu, Allah menguji dan membuktikan siapa diantara hamba-hambaNya yang benar-benar beriman dan siapa yang hanya sekedar mengaku beriman. Sikap dan kesabaran atas musibah, serta bagaimana perbuatan dan amal sesudah adanya musibah menunjukkan benar atau tidaknya iman seseorang.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” (QS. Al Anbiya : 35)
Banyak musibah dan bencana yang mengakibatkan kematian. Kematian adalah kepastian, sedangkan kematian seseorang dalam musibah dan bencana juga merupakan ujian bagi orang-orang yang ditinggalkannya serta umat Islam secara umum; apakah keluarganya bersabar dan apakah umat Islam mengambil pelajaran dari musibah-musibah itu. Dan satu keyakinan yang tak boleh diabaikan, semua yang meninggal baik dalam musibah atau bukan, mereka semua kembali kepada Allah untuk mempertanggung jawabkan semua amalnya.
وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu siapa diantara kamu yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al Mulk : 2)
Melalui ujian termasuk berupa musibah dan bencana, Allah menguji hamba-hambaNya siapa diantara mereka yang paling baik amalnya. Pada saat ditimpa musibah dan bencana, kualitas seorang hamba dapat dilihat. Sebagaimana logam kekuning-kuningan yang ditempa. Maka kelihatan apakah ia emas atau hanya loyang belaka.
Dengan memahami musibah sebagai ujian, maka kita mengedepankan persangkaan yang baik dan memandang masa depan lebih optimis. Yang juga perlu menjadi catatan, musibah dan bencana tidak hanya terjadi di akhir tahun. Banyak pula musibah dan bencana yang terjadi di awal dan tengah tahun.
Sumber : https://site.amalsholeh.com/
Musibah adalah satu kata yang sangat akrab di telinga kita, akhir-akhir ini Negeri kita yang tercinta, banyak mengalami musibah, di akhir tahun ini kita masih disuguhi banjir di berbagai daerah, tanah longsor dimana-mana, dan bahkan ada letusan gunung Semeru baru-baru ini.
Mengapa banyak bencana di akhir tahun menimpa Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim? Dalam perspektif Islam, ada dua makna untuk musibah dan bencana yang menimpa masyarakat muslim. Bisa jadi musibah dan bencana itu adalah peringatan, bisa pula musibah dan bencana itu adalah ujian.
Musibah dan bencana yang merupakan peringatan adalah teguran dari Allah agar masyarakat muslim kembali kepada Allah dan menghentikan kemaksiatan serta pengrusakan alam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar Rum : 41)
Kedua, musibah dan bencana adalah ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setidaknya ada tiga ayat yang mengisyaratkan ujian ini. Yakni surat Al Ankabut ayat 2-3, surat Al Anbiya ayat 35, dan surat Al Mulk ayat 2.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan ‘kami telah beriman’ sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS. Al Ankabut : 2-3)
Jadi melalui musibah dan bencana itu, Allah menguji dan membuktikan siapa diantara hamba-hambaNya yang benar-benar beriman dan siapa yang hanya sekedar mengaku beriman. Sikap dan kesabaran atas musibah, serta bagaimana perbuatan dan amal sesudah adanya musibah menunjukkan benar atau tidaknya iman seseorang.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” (QS. Al Anbiya : 35)
Banyak musibah dan bencana yang mengakibatkan kematian. Kematian adalah kepastian, sedangkan kematian seseorang dalam musibah dan bencana juga merupakan ujian bagi orang-orang yang ditinggalkannya serta umat Islam secara umum; apakah keluarganya bersabar dan apakah umat Islam mengambil pelajaran dari musibah-musibah itu. Dan satu keyakinan yang tak boleh diabaikan, semua yang meninggal baik dalam musibah atau bukan, mereka semua kembali kepada Allah untuk mempertanggung jawabkan semua amalnya.
وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu siapa diantara kamu yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al Mulk : 2)
Melalui ujian termasuk berupa musibah dan bencana, Allah menguji hamba-hambaNya siapa diantara mereka yang paling baik amalnya. Pada saat ditimpa musibah dan bencana, kualitas seorang hamba dapat dilihat. Sebagaimana logam kekuning-kuningan yang ditempa. Maka kelihatan apakah ia emas atau hanya loyang belaka.
Dengan memahami musibah sebagai ujian, maka kita mengedepankan persangkaan yang baik dan memandang masa depan lebih optimis. Yang juga perlu menjadi catatan, musibah dan bencana tidak hanya terjadi di akhir tahun. Banyak pula musibah dan bencana yang terjadi di awal dan tengah tahun.
Sumber : https://site.amalsholeh.com/
Komentar
Posting Komentar