Islah Bahrowi : Agama adalah takhayul dan Sain adalah nyata
Prolog :
Apa itu Takhayul
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takhayul bermakna:
- (sesuatu yang) hanya ada dalam khayal belaka.
- kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada atau sakti, tetapi sebenarnya tidak ada atau tidak sakti.
Nah, ketika agama (Islam, karena yang menyebutnya mengaku beragama Islam) dia sebut takhayul, berarti orang itu menganggap Islam itu hanya khayal belaka, sebenarnya tidak nyata dan tidak benar.
(Membebek ke orientalis ya mestinya pakai pikiran lah, masa’ agama Islam yang memberantas takhayul malah disebut sebagai takhayul. Padahal selama ini kalau Islah Bahrawi hidup di kalangan Islam pasti pernah dengar bahwa ada ormas besar Islam yang sejak awalnya giat memberantas TBC – Takhayul, Bid’ah, dan Churafat serta kemusyrikan.)
Gejala bermunculannya manusia-manusia anti agama tapi ngaku Islam kini sudah sangat parah dan sangat memalukan, begitu beraninya merendahkan Islam. Tingkahnya tak lebih hanya mirip ‘Bolo Dupakan’ yang kemunculannya atau dimuncul-munculkannya menjadi tontonan sebagai manusia yang mempertontonkan kebodohannya atau lebih ngerinya lagi, mempertontonkan antinya terhadap agama (Islam) tapi ngakunya Islam.
Betapa menghunjamnya firman Allah Ta’ala ini:
{وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ} [البقرة: 13]
Artinya: Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman”. Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. (QS Al-Baqarah: 13)
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur’an Universitas Islam Madinah, sbb:
Dan apabila orang-orang munafik itu dinasehati agar beriman kepada Allah sebagaimana kaum mukminin beriman kepada Rasulullah, maka mereka akan menolak dan bersikap angkuh. Mereka tetap berlepas diri dari keimanan sekuat tenaga, sehingga Allah mensifati mereka sebagai orang-orang yang tak berilmu. Prasangka mereka bahwa kekafiran mereka adalah keimanan dan keimanan yang dianut kaum muslimin adalah kebodohan merupakan tanda bahwa mereka tidak berilmu. Mereka mengatakan: “Apakah kami harus beriman seperti orang-orang bodoh itu beriman?” Maka Allah menyangkal mereka dan menyatakan bahwa merekalah sesungguhnya orang-orang yang bodoh, dan bagian dari kebodohan mereka adalah mereka tidak mengetahui keadaan mereka sendiri dan akhir dari urusan mereka kelak.
Setelah faham, betapa kurangajarnya manusia itu ketika menyebut Agama adalah Takhayul, mari sekarang kita simak saja berita ini.
---
Telak!, Islah Bahrawi Sebut Agama adalah Takhayul dan Sains adalah Nyata
Meta semesta atau metaverse konsep dunia virtual yang kini ramai diperbincangkan. Mulai dari pelecehan seksual yang dialami seorang wanita di inggris, pernikahan virtual di India, hingga pemerintah Arab Saudi yang membawa tempat paling suci umat islam ke era metaverse yang belakangan menuai pro kontra. Pemerintah Saudi beralasan membuat Kabah di metasemesta dengan tujuan memudahkan umat muslim mengunjungi kabah. Namun tak sedikit juga yang berpendapat menghadirkan tempat suci ke metaverse dianggap bisa merusak agama dan syariat. Metaverse adalah hasil dari kemajuan teknologi yang tidak bisa dihindari. Siapkah kita hidup di dunia virtual?
“Apalagi ada orang yang beranggapan bahwa dengan beragama, apa yang tidak ada pada zaman dulu, itu tidak boleh ada pada hari ini, ini kan kelimpungan sendiri nantinya,” ujar Islah Bahrawi melanjutkan.
Kemudian, Cholil Nafis tidak sependapat dengan Islah. Menurutnya, Islah memandang itu dari sudut pandang pemahaman agama yang konservatif.
warta-berita.com, on – Juni 11, 2022
Sumber : (nahimunkar.org)
Komentar
Posting Komentar