Pada suatu hari, Imam Malik pernah ditanya oleh seorang yang bernama Hatsam bin Jamil:
"Wahai Abu Abdillah (yakni Imam Malik) seorang yang memiliki ilmu tentang sunnah apakah boleh dia berdebat untuk membelanya?"
Imam malik menjawab :
"jangan!, Tetapi hendaklah dia menyampaikan sunnah tersebut . Jika diterima itulah yang diharapkan, namun jika ditolak , maka diamlah" (Jami' Bayanul Ilmih wa Fadhlihi, juz 2 hal. 94)
SAMPAIKANLAH SUNNAH JIKA ORANG LAIN MENDEBATMU, MAKA DIAM LAH
Imam Syafi’i berkata :"Aku mampu berhujah dengan 10 orang yang berilmu, tetapi aku PASTI KALAH dengan seorang yang jahil, karena orang yang jahil itu tidak pernah faham landasan ilmu.”
Selanjutnya beliau Imam Syafi’i berkata :
ﺍﺫﺍ ﻧﻄﻖﺍﻟﺴﻔﻴﻪﻭﺗﺠﻴﺒﻬﻔﺦﺮﻳﻣﻦﺍﺟﺎﺑﺘﻪﺍﻟﺴﻜﻮﺕ
"Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi"
ﻓﺎﻥﻛﻠﻤﺘﻪﻓﺮﺟﺖﻋﻨﻬﻮﺍﻥﺧﻠﻴﺘﻪﻛﻤﺪﺍ ﻳﻤﻮﺕ
"Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati"
ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺳﻜﺖﻭﻗﺪﺧﻮﺻﻤﺖﻗﻠﺖﻟﻬﻤﺎﻥﺍﻟﺠﻮﺍﺏﻟﺒﺎﺏﺍﻟﺸﺮﻣﻔﺘﺎﺡ
"Apabila ada orang bertanya kepadaku,“jika ditantang oleh musuh, apakah engkau diam ??
"Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.
ﻭﺍﻟﺼﻤﺖﻋﻦﺟﺎﻫﻞﺃﻭﺃﺣﻤﻖﺷﺮﻓﻮﻓﻴﻪﺃﻳﻀﺎ ﻟﺼﻮﻥﺍﻟﻌﺮﺽﺍﺻﻠﺎﺡ
"Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemulia’an. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan"
Lalu Imam Syafi’i berkata :
ﻭﺍﻟﻜﻠﺐﻳﺨﺴﻰ ﻟﻌﻤﺮﻯﻭﻫﻮﻧﺒﺎﺡ
"Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam ?? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong ?"
Komentar
Posting Komentar