Taqiyah : Doktrin Aliran Syiah yang Paling Berbahaya
Doktrin Syiah yang Paling Berbahaya
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Salah satu diantara aqidah syiah yang paling berbahaya adalah doktrin taqiyah. Taqiyah dalam ajaran syiah adalah upaya berbohong dalam rangka menyembunyikan jati diri ketika dalam kondisi Syiah minoritas. Baik untuk tujuan menjaga diri dari gangguan luar atau untuk menimbulkan kesamaran di tengah masyarakat tentag hakekat syiah atau untuk menyudutkan lawan syiah.
Taqiyah dilakukan dengan cara menampakkan sesuatu berbeda dengan apa yang ada dalam hatinya. Ungkapan lainnya artinya nifaq dan menipu, sebagai usaha mengelabui atau mengecoh manusia. Dengan bahasa yang lebih ringkas, taqiyah hakikatnya adalah berdusta.
(Simak keterangan Muhammad Jawad Mughniyah, dalam bukunya As-Syiah fil Mizan).
Taqiyah, Rukun Penting dalam Agama Syiah
Taqiyah menjadi ajaran penting dalam agama Syi’ah. Para tokoh syiah membuat berbagai riwayat dusta atas nama ahlul bait, untuk memotivasi umat Syiah agar melakukan taqiyah. Taqiyah mereka jadikan prinsip hidup yang tidak terpisahkan dalam ajaran syiah. Berikut beberapa riwayat dusta atas nama ahlul bait, tentang pentingnya Taqiyah,
Pertama, taqiyah bagian dari agama
Keterangan Al-Kulaini, tokoh syiah ini meriwayatkan dari Ja’far As-Shadiq,
التقية من ديني ودين آبائي ولا إيمان لمن لا تقية له
“Taqiyah bagian dari agamaku dan agama bapak-bapakku. Tidak ada iman bagi orang yang tidak melakukan taqiyah.”
Dia juga meriwayatkan dari Abdullah bin Ja’far,
إن تسعة أعشار الدين في التقية , ولا دين لمن لا تقية له
“Sesungguhnya sembilan persepuluh (90%) bagian agama adalah taqiyah. Tidak ada agama bagi orang yang tidak melakukan taqiyah.”
[Ushul Al-Kafi 2/217, Biharul Anwar 75/423, dan Wasail Syiah 11/460].
Kedua, taqiyah merupakan akhlak paling mulia
Keterangan At-Thusi. Dalam bukunya Al-Amali, dia meriwayatkan dari Ja’far,
ليس منا من لم يلزم التقية , ويصوننا عن سفلة الرعية
“Bukan bagian dariku, orang yang tidak menekuni taqiyah, dan tidak melindungi kami dari rakyat jelata.”
Kemudian dalam Al-Ushul Al-Ashliyah, At-Thusi juga meriwayatkan dari Imam Al-Baqir, bahwa beliau ditanya, ‘Siapakah manusia yang paling sempurna?’ Jawab Imam Al-Baqir,
أعلمهم بالتقية … وأقضاهم لحقوق إخوانه
“Orang yang paling tahu tentang taqiyah.. dan yang paling sempurna dalam menunaikan hak saudaranya.”
Juga diriwayatkan dari Al-Baqir,
أشرف أخلاق الأئمة والفاضلين من شيعتنا استعمال التقية
“Akhlak paling mulia dari para imam dan orang-orang penting dari kelompok kami adalah melakukan taqiyah.”
Kemudian, dalam kitab Al-Mahasin, dari Habib bin Basyir, dari Abu Abdillah,
لا والله ما على الأرض شيء أحب إلي من التقية، يا حبيب إنه من له تقية رفعه الله يا حبيب من لم يكن له تقية وضعه الله
“Demi Allah, tidak ada di muka bumi ini, sesuatu yang lebih aku cintai melebihi taqiyah. Wahai Habib, orang yang melakukan taqiyah, Allah akan angkat derajatnya. Wahai Habib, siapa yang tidak melakukan taqiyah, akan Allah rendahkan.”
Ketiga, taqiyah hukumnya wajib, meninggalkan taqiyah = meninggalkan shalat
Tokoh Syiah Ibnu Babawaih mengatakan,
اعتقادنا في التقية أنها واجبة من تركها بمنزلة من ترك الصلاة
“Keyakinan kami tentang taqiyah, bahwa taqiyah itu wajib. Siapa yang meninggalkan taqiyah, seperti orang yang meninggalkan shalat.” (Al-I’tiqadat, hlm. 114).
Untuk mendukung keterangannya, dia tidak malu untuk berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan menyantumkan hadis palsu,
تارك التقية كتارك الصلاة
“Orang yang meninggalkan taqiyah, sama dengan orang yang meninggalkan shalat.”
[Simak Jami’ Al-Akhbar, hlm. 110 dan Bihar Al-Anwar, 75/412]
Ketika Bohong Menjadi Prinsip Agama
Apa yang bisa anda simpulkan, ketika bohong kebiasaan hidup seseorang atau menjadi prinsip hidup seseorang. Anda tentu yakin, orang ini akan selalu diwaspadai oleh rekan dan lingkungannya. Karena dia bisa menipu siapapun, kapanpun dan di manapun.
Bagi syiah, taqiyah (baca: berbohong) tidak semata menjadi prinsip hidup. Lebih dari itu, mereka meyakini, taqiyah merupakan amal sholeh yang menjadi sumber pahala. Berbohong demi syiah mereka anggap sebagai amal ibadah mulia yang akan meningkatkan derajatnya.
Mereka bisa memiliki 1000 wajah untuk mengelabuhi masyarakat tentang siapakah sejatinya syiah. Mereka bisa berdusta dan berbohong, kapanpun dan dimanapun, demi pencitraan syiah. Mereka bisa berbohong untuk membangun opini positif di mata publik tentang Iran. Mereka tidak segan berdusta, untuk menarik simpati kaum muslimin terhadap syiah. Mereka bisa berdusta untuk menciptakan kesan, syiah adalah kelompok minoritas yang tertindas. Mereka juga tidak segan berdusta, menampakkan perlawanan terhadap Zionis yahudi di mata dunia, meskipun sejatinya mereka sendiri seperti yahudi.
Siapa sasarannya?
Tentu saja bukan kepada sesama syiah. Bohong ini mereka arahkan kepada kelompok yang mereka anggap sebagai musuh besar syiah, yaitu kaum muslimin ahlus sunnah wal jamaah. Kami, anda, dan seluruh kaum muslimin yang bukan syiah adalah sasaran utama kebohongan taqiyah itu.
Itulah yang menjadi landasan Khomaini untuk memobilisasi masa. Dia menekankan kepada para pengikutnya, kaum muslimin selain syiah sama sekali tidak memiliki kehormatan, layaknya orang kafir. Menipu mereka atau bahkan menumpahkan darah mereka adalah tindakan mulia yang layak dilakukan semua orang syiah.
Dalam bukunya Al-Makasib Al-Muharramah, Khomaini mengatakan,
فلا شبهة في عدم احترامهم، بل هو من ضروري المذهب كما قال المحققون، بل الناظر في الأخبار الكثيرة في الأبواب المتفرقة لا يرتاب في جواز هتكهم والوقيعة فيهم، بل الأئمة المعصومون أكثروا في الطعن واللعن عليهم، وذكر مساويهم… والظاهر منها جواز الافتراء والقذف عليهم.
“Tidak ada lagi keraguan, bahwa mereka (ahlus sunah), tidak memiliki kehormatan. Bahkan itu bagian prinsip penting dalam madzhab syiah, sebagaimana yang disampaikan ulama. Orang yang mempelajari berbagai riwayat yang banyak dalam berbagai kajian yang berbeda, tidak akan ragu tentang bolehnya merusak mereka dan menyakiti mereka. Bahkan para imam maksum, sangat sering mencela, melaknat, serta menghina mereka (ahlus sunah)….dan yang zahir, boleh membuat kedustaan dan melemparkan kedustaan kepada mereka”
[Al-Makasib Al-Muharramah, Al-Khumaini, Muassasah Ismailiyan, cet. Ketiga, 1410 H. Jilid 1, hlm. 251 – 252].
Hal yang sama juga disampaikan Al-Khou’i – salah satu tokoh syiah yang sangat membenci ahlus sunah – ,
… وأما هجو المخالفين أو المبدعين في الدين فلا شبهة في جوازه؛ لأنه قد تقدم في مبحث الغيبة، أن المراد بالمؤمن هو القائل بإمرة الإثني عشر (عليهم السلام)، … ومن الواضح أن ما دل على حرمة الهجو مختص بالمؤمن من الشيعة، فيخرج غيرهم عن حدود حرمة الهجو موضوعاً…. أنه قد تقتضي المصلحة الملزمة جواز بهتهم والإزراء عليهم، وذكرهم بما ليس فيهم افتضاحاً لهم، والمصلحة في ذلك استبانة شؤونهم لضعفاء المؤمنين، حتى لا يغتروا بآرائهم الخبيثة
“Menghina kaum yang menyimpang atau para pelaku bid’ah dalam agama (ahlus sunah), tidak samarnya, hukumnya boleh. Sebagaimana pembahasan ghibah yang telah lewat, bahwa yang dimaksud orang mukmin adalah mereka yang mengikuti prinsip kepemimpinan imam dua belas ‘alaihimus salam,… dan sangat jelas, dalil yang menunjukkan larangan menghina, hanya tertuju kepada orang syiah yang beriman. Sehingga tidak termasuk selain syiah, mereka di luar batas larangan penghinaan.… Berdasarkan tuntutan kemaslahatan yang kuat, boleh memfitnah mereka, melemparkan kedustaan kepada mereka, menyebutkan kesalahan yang tidak mereka lakukan, untuk mempermalukan mereka. Bentuk maslahat dalam hal ini adalah membeberkan keadaan buruk mereka, mengingat kaum muskminin (baca: Syiah) masih lemah. Sehingga syiah yang lemah iman ini tidak tertipu dengan pemikiran buruk mereka…”
[Misbah Al-Faqahah, Al-Khou’i, penerbit Al-Ilmiah, Qom, cet. Pertama, jilid 1, hlm. 700 – 701].
Allahul musta’an, seperti itulah kebencian mereka terhadap kaum muslimin. Berlindunglah kepada Allah, agar anda tidak menjadi salah satu korban kekejaman mereka.
Peringatan Ulama tentang Kedustaan Syiah
Memahami kenyataan prinsip taqiyah, para ulama kaum muslimin sejak masa silam telah mengingatkan penipuan mereka. Mereka menolak informasi dari syiah, karena memiliki sifat dasar "pembohong". Berikut pernyataan mereka :
1. Keterangan Imam Malik
Asyhab – ulama Malikiyah – mengatakan,
سئل مالك عن الرافضة ؟ قال لا نكلمهم ولا نروي عنهم فإنهم يكذبون
“Imam Malik ditanya tentang rafidhah (syiah). Jawaban beliau: “Kami tidak mau bicara dengan mereka, tidak meriwayatkan dari mereka, karena mereka suka berdusta.”
2. Keterangan Imam As-Syafii
Diriwayatkan oleh Harmalah – salah satu murid Imam As-Syafii –,
سمعت الشافعي يقول لم أر أشهد بالزور من الرافضة
“Saya mendengar As-Syafii mengatakan, ‘Saya belum pernah mengetahui ada kelompok yang paling mudah berdusta melebihi rafidhah (syiah).”
3. Yazid bin Harun Al-Wasithi – salah satu ulama tabi’ tabiin – mengatakan,
يكتب عن كل صاحب بدعة إذا لم يكن داعية إلا الرافضة فإنهم يكذبون
“Boleh ditulis semua hadis dari pelaku bid’ah, selama dia bukan tokohnya. Kecuali rafidhah, karena mereka suka berdusta.”
[Simak 3 keterangan di atas dalam An-Nukat ‘ala Muqadimah Ibnu Sholah, Az-Zarkasyi, 3/399 dan Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327].
4. Syarik bin Abdillah – seorang Qadhi Kufah di zaman Imam Abu Hanifah – mengatakan,
أحمل العلم عن كل من لقيت إلا الرافضة فإنهم يضعون الحديث ويتخذونه دينا
“Saya menimba ilmu (hadis) dari setiap orang yang saya jumpai, kecuali rafidhah (syiah). Karena mereka memalsu hadis dan menjadikannya sebagai aturan agama.” (Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327).
5. Bahkan hanya sebatas mencela sahabat, hadisnya sudah tidak boleh diterima, karena diduga syiah. Itulah kehati-hatian yang dilakukan Ibnul Mubarok – gurunya Imam Bukhari –, beliau mengatakan,
لا تحدثوا عن عمرو بن ثابت فإنه كان يسب السلف
“Janganlah kalian mengambil hadis dari Amr bin Tsabit. Karena dia melaknat para sahabat.” (Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327).
6. Syaikhul Islam mengatakan
وقد اتفق أهل العلم بالنقل والرواية والإسناد على أن الرافضة أكذب الطوائف والكذب فيهم قديم ولهذا كان أئمة الإسلام يعلمون امتيازهم بكثرة الكذب
“Para ulama sepakat, berdasarkan nukilan, riwayat, dan sanad, bahwa rafidhah (syiah) adalah kelompok paling pendusta. Dan dusta bagi mereka, ada sejak masa silam. Karena itu, para ulama islam mengenal ciri khas mereka dengan banyaknya berdusta.” Selanjutnya, Syaikhul Islam menyebutkan beberapa riwayat di atas. (Minhaj As-Sunah An-Nabawiyah, 1/59).
7. Keterangan lainnya dari Ibnu Hazm, dalam karyanya tentang firqah dan kelompok-kelompok yang menisbahkan dirinya kepada islam,
… إنما هي فرق حدث أولها بعد موت النبي صلى الله عليه وسلم بخمس وعشرين سنة …وهي طائفة تجري مجرى اليهود والنصارى في الكذب والكفر
Rafidhah (syiah) adalah kelompok yang pertama kali muncul 25 tahun setelah meninggalnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam… dan itulah kelompok yang sangat persis denga Yahudi dan Nasrani dalam hal berdusta dan melakukan kekufuran. (Al-Fashl fi Al-Milal wa Al-Ahwa wa An-Nihal, Ibnu Hazm, 1/176).
Atas Nama Ahlul Bait
Selanjutnya anda bisa menilai klaim mereka sebagai pengikut ahlul bait. Anda bisa menilai kebenaran pengakuan mereka sebagai pemilik riwayat dari Ahlul Bait.
1. Mungkinkah ahlul bait mengajarkan kawin kontrak (nikah mut’ah) yang sama sekali tidak berbeda dengan zina?
Sebagai referensi penilaian, anda bisa simak aturan nikah mut’ah dan tarifnya di Iran (baca, klik) :
2. Mungkikah ahlul bait mengajarkan kaum muslimin untuk melaknat Abu Bakar, Umar, Utsman, A’isyah, dan istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya?
Sebagai referensi penilaian, anda bisa tonton video berikut :
3. Mungkinkah ahlul bait mengajarkan doktrin bahwa Al-Quran telah berubah? Mungkinkah mereka masih menyimpan Al-Quran, dan tidak diajarkan kepada kaum muslimin yang lainnya dan hanya dimiliki syiah.
Sebagai referensi, anda bisa dibaca, klik :
4. Mungkinkah ahlu bait mengajarkan kultus kepada para Imam, dan orang shaleh. Sampai memposisikan mereka layaknya Tuhan.
Sebagai referensi, anda bisa pelajari,
5. Dan mungkinkah ahlul bait mengajarkan umat untuk rajin berdusta?? Sehebat apapun penipu, dia tidak akan pernah mau ditipu.
Masih ada segudang keyakinan aneh syiah, yang dia klaim sebagai ajaran ahlul bait. Anda bisa baca di:
Karena itu, sungguh aneh ketika ada orang yang menjadikan keterangan syiah sebagai referensi yang dihargai. Bagaimana mungkin, pendusta dan pembohong bisa menjadi rujukan dalam informasi. Terlebih di saat musim ketegangan antara kaum muslimin dan kelompok syiah.
Lebih menyedihkan lagi, ketika ada orang yang tertipu dan menganggap keterangan tokoh syiah lebih ilmiah. Anda boleh geleng kepala… bohong, dianggap ilmiah. Sayangnya, mereka yang tertipu dengan kebohongan syiah kebanyakan dari kalangan civitas akademik universitas-universitas ‘islam’ (dalam tanda kutip) di Indonesia.
Sebagai contoh, anda bisa saksikan, bagaimana upaya pembelaan mereka terhadap kekejaman pemerintahan Basyar, yang membantai kaum muslimin Suriah.
Beberapa klaim yang sering kita dengar, yang mengunggulkan syiah,
Kang Jalal Berdusta
Jika anda mendengar kalimat ini maka benarkanlah. Tokoh sentral syiah indonesia ini, sering sekali menukil dalil atau keterangan ulama dengan cara serampangan. Tidak lain, dalam rangka mengelabuhi masyarakat tentang hakekat syiah. Sekalipun harus memlintir ayat Al-Quran atau hadis, atau keterangan ulama. Yang penting, syiah menang.
Anda bisa simak beritanya di:
Sudah saatnya anda buang jauh-jauh citra orang ini, agar anda tidak termasuk korban penipuannya.
Buku-buku Syiah
Pernahkah anda mendapatkan buku syiah dijual bebas di pasaran? Pernahkah anda membeli referensi asli syiah beredar di toko-toko buku? Bagian ini yang mungkin sering kita lupakan. Mengapa mereka begitu merahasiakan buku-buku dan referensi asli mereka? Informasi dari beberapa rekan yang ingin mencari fakta, merasa kesulitan untuk mendapatkan buku asli karya ulama-ulama syiah Iran. Itulah sikap eksklusif Iran. Dia jauh lebih tertutup dibandingkan Amerika. Seolah, pemerintah Iran berusaha menutup rapat, jangan sampai kaum muslimin dunia mempelajari aqidah, doktrin dan ajaran Syiah Iran. Kecuali jika kita telah menjadi syiah. Kita bisa dengan mudah mendapatkan referensi asli mereka. Tapi sekali lagi…, jika otak kita sudah terinstal program syiah.
Ini berbeda dengan Saudi. Pemerintah Saudi sangat gencar menyebarkan buku-buku gratis ajaran islam yang didakwahkan di Saudi kepada umumnya masyarakat. Mereka begitu terbuka di hadapan kaum muslimin. Seolah Saudi ingin berteriak kepada kaum muslimin, silahkan pelajari seluruh aqidah, doktrin dan ajaran kami. Dan silahkan memberikan penilaian, apakah ajaran kami sesat ataukah sesuai Al-Quran dan sunah. Anda bisa menilai, jika memang prinsip beragama yang diajarkan oleh pemerintah Saudi itu sesat, mereka akan berusaha merahasiakannya, sebagaimana yang dilakukan pemerintah Iran terhadap ajaran Syiah.
Buka Kedok dengan Referensi Asli
Karena itu, ketika seseorang hendak debat dengan syiah, dia wajib mempelajari buku-buku syiah. Referansi asli yang ditulis oleh tangan-tangan tokoh syiah. Tanpa ini, dia hanya akan menjadi bahan tipuan orang syiah yang menjadi lawan debatnya. Sebagaimana yang pernah terjadi pada salah satu dai di Jogja, hingga akhirnya dia mengikuti Syiah.
Dengan buku asli, ketahuan kedoknya. Di situlah syiah tidak bisa mengelak. Mereka tidak bisa mengelabuhi. Karena wajah asli syiah, ada dalam karya tokoh aliran sesat ini. Sekalipun sejuta kemunafikan untuk menutupi dirinya, dia tidak akan bisa mengelak jika ditunjukkan ucapan tokohnya.
Sungguh betapa capeknya dakwah melawan syiah. Karena doktrin yang paling berbahaya yang mereka miliki: taqiyah, yang hakekatnya adalah kemunafikan. Semoga Allah melindungi kita dari kelompok munafik, yang menjadi musuh dalam selimut bagi kaum muslimin ini.
Ditulis oleh : Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Salah satu diantara aqidah syiah yang paling berbahaya adalah doktrin taqiyah. Taqiyah dalam ajaran syiah adalah upaya berbohong dalam rangka menyembunyikan jati diri ketika dalam kondisi Syiah minoritas. Baik untuk tujuan menjaga diri dari gangguan luar atau untuk menimbulkan kesamaran di tengah masyarakat tentag hakekat syiah atau untuk menyudutkan lawan syiah.
Taqiyah dilakukan dengan cara menampakkan sesuatu berbeda dengan apa yang ada dalam hatinya. Ungkapan lainnya artinya nifaq dan menipu, sebagai usaha mengelabui atau mengecoh manusia. Dengan bahasa yang lebih ringkas, taqiyah hakikatnya adalah berdusta.
(Simak keterangan Muhammad Jawad Mughniyah, dalam bukunya As-Syiah fil Mizan).
Taqiyah, Rukun Penting dalam Agama Syiah
Taqiyah menjadi ajaran penting dalam agama Syi’ah. Para tokoh syiah membuat berbagai riwayat dusta atas nama ahlul bait, untuk memotivasi umat Syiah agar melakukan taqiyah. Taqiyah mereka jadikan prinsip hidup yang tidak terpisahkan dalam ajaran syiah. Berikut beberapa riwayat dusta atas nama ahlul bait, tentang pentingnya Taqiyah,
Pertama, taqiyah bagian dari agama
Keterangan Al-Kulaini, tokoh syiah ini meriwayatkan dari Ja’far As-Shadiq,
التقية من ديني ودين آبائي ولا إيمان لمن لا تقية له
“Taqiyah bagian dari agamaku dan agama bapak-bapakku. Tidak ada iman bagi orang yang tidak melakukan taqiyah.”
Dia juga meriwayatkan dari Abdullah bin Ja’far,
إن تسعة أعشار الدين في التقية , ولا دين لمن لا تقية له
“Sesungguhnya sembilan persepuluh (90%) bagian agama adalah taqiyah. Tidak ada agama bagi orang yang tidak melakukan taqiyah.”
[Ushul Al-Kafi 2/217, Biharul Anwar 75/423, dan Wasail Syiah 11/460].
Kedua, taqiyah merupakan akhlak paling mulia
Keterangan At-Thusi. Dalam bukunya Al-Amali, dia meriwayatkan dari Ja’far,
ليس منا من لم يلزم التقية , ويصوننا عن سفلة الرعية
“Bukan bagian dariku, orang yang tidak menekuni taqiyah, dan tidak melindungi kami dari rakyat jelata.”
Kemudian dalam Al-Ushul Al-Ashliyah, At-Thusi juga meriwayatkan dari Imam Al-Baqir, bahwa beliau ditanya, ‘Siapakah manusia yang paling sempurna?’ Jawab Imam Al-Baqir,
أعلمهم بالتقية … وأقضاهم لحقوق إخوانه
“Orang yang paling tahu tentang taqiyah.. dan yang paling sempurna dalam menunaikan hak saudaranya.”
Juga diriwayatkan dari Al-Baqir,
أشرف أخلاق الأئمة والفاضلين من شيعتنا استعمال التقية
“Akhlak paling mulia dari para imam dan orang-orang penting dari kelompok kami adalah melakukan taqiyah.”
Kemudian, dalam kitab Al-Mahasin, dari Habib bin Basyir, dari Abu Abdillah,
لا والله ما على الأرض شيء أحب إلي من التقية، يا حبيب إنه من له تقية رفعه الله يا حبيب من لم يكن له تقية وضعه الله
“Demi Allah, tidak ada di muka bumi ini, sesuatu yang lebih aku cintai melebihi taqiyah. Wahai Habib, orang yang melakukan taqiyah, Allah akan angkat derajatnya. Wahai Habib, siapa yang tidak melakukan taqiyah, akan Allah rendahkan.”
Ketiga, taqiyah hukumnya wajib, meninggalkan taqiyah = meninggalkan shalat
Tokoh Syiah Ibnu Babawaih mengatakan,
اعتقادنا في التقية أنها واجبة من تركها بمنزلة من ترك الصلاة
“Keyakinan kami tentang taqiyah, bahwa taqiyah itu wajib. Siapa yang meninggalkan taqiyah, seperti orang yang meninggalkan shalat.” (Al-I’tiqadat, hlm. 114).
Untuk mendukung keterangannya, dia tidak malu untuk berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan menyantumkan hadis palsu,
تارك التقية كتارك الصلاة
“Orang yang meninggalkan taqiyah, sama dengan orang yang meninggalkan shalat.”
[Simak Jami’ Al-Akhbar, hlm. 110 dan Bihar Al-Anwar, 75/412]
Ketika Bohong Menjadi Prinsip Agama
Apa yang bisa anda simpulkan, ketika bohong kebiasaan hidup seseorang atau menjadi prinsip hidup seseorang. Anda tentu yakin, orang ini akan selalu diwaspadai oleh rekan dan lingkungannya. Karena dia bisa menipu siapapun, kapanpun dan di manapun.
Bagi syiah, taqiyah (baca: berbohong) tidak semata menjadi prinsip hidup. Lebih dari itu, mereka meyakini, taqiyah merupakan amal sholeh yang menjadi sumber pahala. Berbohong demi syiah mereka anggap sebagai amal ibadah mulia yang akan meningkatkan derajatnya.
Mereka bisa memiliki 1000 wajah untuk mengelabuhi masyarakat tentang siapakah sejatinya syiah. Mereka bisa berdusta dan berbohong, kapanpun dan dimanapun, demi pencitraan syiah. Mereka bisa berbohong untuk membangun opini positif di mata publik tentang Iran. Mereka tidak segan berdusta, untuk menarik simpati kaum muslimin terhadap syiah. Mereka bisa berdusta untuk menciptakan kesan, syiah adalah kelompok minoritas yang tertindas. Mereka juga tidak segan berdusta, menampakkan perlawanan terhadap Zionis yahudi di mata dunia, meskipun sejatinya mereka sendiri seperti yahudi.
Siapa sasarannya?
Tentu saja bukan kepada sesama syiah. Bohong ini mereka arahkan kepada kelompok yang mereka anggap sebagai musuh besar syiah, yaitu kaum muslimin ahlus sunnah wal jamaah. Kami, anda, dan seluruh kaum muslimin yang bukan syiah adalah sasaran utama kebohongan taqiyah itu.
Itulah yang menjadi landasan Khomaini untuk memobilisasi masa. Dia menekankan kepada para pengikutnya, kaum muslimin selain syiah sama sekali tidak memiliki kehormatan, layaknya orang kafir. Menipu mereka atau bahkan menumpahkan darah mereka adalah tindakan mulia yang layak dilakukan semua orang syiah.
Dalam bukunya Al-Makasib Al-Muharramah, Khomaini mengatakan,
فلا شبهة في عدم احترامهم، بل هو من ضروري المذهب كما قال المحققون، بل الناظر في الأخبار الكثيرة في الأبواب المتفرقة لا يرتاب في جواز هتكهم والوقيعة فيهم، بل الأئمة المعصومون أكثروا في الطعن واللعن عليهم، وذكر مساويهم… والظاهر منها جواز الافتراء والقذف عليهم.
“Tidak ada lagi keraguan, bahwa mereka (ahlus sunah), tidak memiliki kehormatan. Bahkan itu bagian prinsip penting dalam madzhab syiah, sebagaimana yang disampaikan ulama. Orang yang mempelajari berbagai riwayat yang banyak dalam berbagai kajian yang berbeda, tidak akan ragu tentang bolehnya merusak mereka dan menyakiti mereka. Bahkan para imam maksum, sangat sering mencela, melaknat, serta menghina mereka (ahlus sunah)….dan yang zahir, boleh membuat kedustaan dan melemparkan kedustaan kepada mereka”
[Al-Makasib Al-Muharramah, Al-Khumaini, Muassasah Ismailiyan, cet. Ketiga, 1410 H. Jilid 1, hlm. 251 – 252].
Hal yang sama juga disampaikan Al-Khou’i – salah satu tokoh syiah yang sangat membenci ahlus sunah – ,
… وأما هجو المخالفين أو المبدعين في الدين فلا شبهة في جوازه؛ لأنه قد تقدم في مبحث الغيبة، أن المراد بالمؤمن هو القائل بإمرة الإثني عشر (عليهم السلام)، … ومن الواضح أن ما دل على حرمة الهجو مختص بالمؤمن من الشيعة، فيخرج غيرهم عن حدود حرمة الهجو موضوعاً…. أنه قد تقتضي المصلحة الملزمة جواز بهتهم والإزراء عليهم، وذكرهم بما ليس فيهم افتضاحاً لهم، والمصلحة في ذلك استبانة شؤونهم لضعفاء المؤمنين، حتى لا يغتروا بآرائهم الخبيثة
“Menghina kaum yang menyimpang atau para pelaku bid’ah dalam agama (ahlus sunah), tidak samarnya, hukumnya boleh. Sebagaimana pembahasan ghibah yang telah lewat, bahwa yang dimaksud orang mukmin adalah mereka yang mengikuti prinsip kepemimpinan imam dua belas ‘alaihimus salam,… dan sangat jelas, dalil yang menunjukkan larangan menghina, hanya tertuju kepada orang syiah yang beriman. Sehingga tidak termasuk selain syiah, mereka di luar batas larangan penghinaan.… Berdasarkan tuntutan kemaslahatan yang kuat, boleh memfitnah mereka, melemparkan kedustaan kepada mereka, menyebutkan kesalahan yang tidak mereka lakukan, untuk mempermalukan mereka. Bentuk maslahat dalam hal ini adalah membeberkan keadaan buruk mereka, mengingat kaum muskminin (baca: Syiah) masih lemah. Sehingga syiah yang lemah iman ini tidak tertipu dengan pemikiran buruk mereka…”
[Misbah Al-Faqahah, Al-Khou’i, penerbit Al-Ilmiah, Qom, cet. Pertama, jilid 1, hlm. 700 – 701].
Allahul musta’an, seperti itulah kebencian mereka terhadap kaum muslimin. Berlindunglah kepada Allah, agar anda tidak menjadi salah satu korban kekejaman mereka.
Peringatan Ulama tentang Kedustaan Syiah
Memahami kenyataan prinsip taqiyah, para ulama kaum muslimin sejak masa silam telah mengingatkan penipuan mereka. Mereka menolak informasi dari syiah, karena memiliki sifat dasar "pembohong". Berikut pernyataan mereka :
1. Keterangan Imam Malik
Asyhab – ulama Malikiyah – mengatakan,
سئل مالك عن الرافضة ؟ قال لا نكلمهم ولا نروي عنهم فإنهم يكذبون
“Imam Malik ditanya tentang rafidhah (syiah). Jawaban beliau: “Kami tidak mau bicara dengan mereka, tidak meriwayatkan dari mereka, karena mereka suka berdusta.”
2. Keterangan Imam As-Syafii
Diriwayatkan oleh Harmalah – salah satu murid Imam As-Syafii –,
سمعت الشافعي يقول لم أر أشهد بالزور من الرافضة
“Saya mendengar As-Syafii mengatakan, ‘Saya belum pernah mengetahui ada kelompok yang paling mudah berdusta melebihi rafidhah (syiah).”
3. Yazid bin Harun Al-Wasithi – salah satu ulama tabi’ tabiin – mengatakan,
يكتب عن كل صاحب بدعة إذا لم يكن داعية إلا الرافضة فإنهم يكذبون
“Boleh ditulis semua hadis dari pelaku bid’ah, selama dia bukan tokohnya. Kecuali rafidhah, karena mereka suka berdusta.”
[Simak 3 keterangan di atas dalam An-Nukat ‘ala Muqadimah Ibnu Sholah, Az-Zarkasyi, 3/399 dan Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327].
4. Syarik bin Abdillah – seorang Qadhi Kufah di zaman Imam Abu Hanifah – mengatakan,
أحمل العلم عن كل من لقيت إلا الرافضة فإنهم يضعون الحديث ويتخذونه دينا
“Saya menimba ilmu (hadis) dari setiap orang yang saya jumpai, kecuali rafidhah (syiah). Karena mereka memalsu hadis dan menjadikannya sebagai aturan agama.” (Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327).
5. Bahkan hanya sebatas mencela sahabat, hadisnya sudah tidak boleh diterima, karena diduga syiah. Itulah kehati-hatian yang dilakukan Ibnul Mubarok – gurunya Imam Bukhari –, beliau mengatakan,
لا تحدثوا عن عمرو بن ثابت فإنه كان يسب السلف
“Janganlah kalian mengambil hadis dari Amr bin Tsabit. Karena dia melaknat para sahabat.” (Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327).
6. Syaikhul Islam mengatakan
وقد اتفق أهل العلم بالنقل والرواية والإسناد على أن الرافضة أكذب الطوائف والكذب فيهم قديم ولهذا كان أئمة الإسلام يعلمون امتيازهم بكثرة الكذب
“Para ulama sepakat, berdasarkan nukilan, riwayat, dan sanad, bahwa rafidhah (syiah) adalah kelompok paling pendusta. Dan dusta bagi mereka, ada sejak masa silam. Karena itu, para ulama islam mengenal ciri khas mereka dengan banyaknya berdusta.” Selanjutnya, Syaikhul Islam menyebutkan beberapa riwayat di atas. (Minhaj As-Sunah An-Nabawiyah, 1/59).
7. Keterangan lainnya dari Ibnu Hazm, dalam karyanya tentang firqah dan kelompok-kelompok yang menisbahkan dirinya kepada islam,
… إنما هي فرق حدث أولها بعد موت النبي صلى الله عليه وسلم بخمس وعشرين سنة …وهي طائفة تجري مجرى اليهود والنصارى في الكذب والكفر
Rafidhah (syiah) adalah kelompok yang pertama kali muncul 25 tahun setelah meninggalnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam… dan itulah kelompok yang sangat persis denga Yahudi dan Nasrani dalam hal berdusta dan melakukan kekufuran. (Al-Fashl fi Al-Milal wa Al-Ahwa wa An-Nihal, Ibnu Hazm, 1/176).
Atas Nama Ahlul Bait
Selanjutnya anda bisa menilai klaim mereka sebagai pengikut ahlul bait. Anda bisa menilai kebenaran pengakuan mereka sebagai pemilik riwayat dari Ahlul Bait.
1. Mungkinkah ahlul bait mengajarkan kawin kontrak (nikah mut’ah) yang sama sekali tidak berbeda dengan zina?
Sebagai referensi penilaian, anda bisa simak aturan nikah mut’ah dan tarifnya di Iran (baca, klik) :
2. Mungkikah ahlul bait mengajarkan kaum muslimin untuk melaknat Abu Bakar, Umar, Utsman, A’isyah, dan istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya?
Sebagai referensi penilaian, anda bisa tonton video berikut :
Sumber video : https://m.youtube.com/watch
3. Mungkinkah ahlul bait mengajarkan doktrin bahwa Al-Quran telah berubah? Mungkinkah mereka masih menyimpan Al-Quran, dan tidak diajarkan kepada kaum muslimin yang lainnya dan hanya dimiliki syiah.
Sebagai referensi, anda bisa dibaca, klik :
4. Mungkinkah ahlu bait mengajarkan kultus kepada para Imam, dan orang shaleh. Sampai memposisikan mereka layaknya Tuhan.
Sebagai referensi, anda bisa pelajari,
5. Dan mungkinkah ahlul bait mengajarkan umat untuk rajin berdusta?? Sehebat apapun penipu, dia tidak akan pernah mau ditipu.
Masih ada segudang keyakinan aneh syiah, yang dia klaim sebagai ajaran ahlul bait. Anda bisa baca di:
- www.hakekat.com
- www.syiahindonesia.com
- atau klik kumpulan artikel tentang Syiah di KonsultasiSyariah.com
Karena itu, sungguh aneh ketika ada orang yang menjadikan keterangan syiah sebagai referensi yang dihargai. Bagaimana mungkin, pendusta dan pembohong bisa menjadi rujukan dalam informasi. Terlebih di saat musim ketegangan antara kaum muslimin dan kelompok syiah.
Lebih menyedihkan lagi, ketika ada orang yang tertipu dan menganggap keterangan tokoh syiah lebih ilmiah. Anda boleh geleng kepala… bohong, dianggap ilmiah. Sayangnya, mereka yang tertipu dengan kebohongan syiah kebanyakan dari kalangan civitas akademik universitas-universitas ‘islam’ (dalam tanda kutip) di Indonesia.
Sebagai contoh, anda bisa saksikan, bagaimana upaya pembelaan mereka terhadap kekejaman pemerintahan Basyar, yang membantai kaum muslimin Suriah.
Beberapa klaim yang sering kita dengar, yang mengunggulkan syiah,
- Syiah penganut ahlul bait
- Sunni mendapat riwayat dari sahabat, dan syiah mendapat riwayat dari ahlul bait
- Iran musuh besar Amerika & Zionis Yahudi
- Iran memiliki bom nuklir yang membuat Amerika & Zionis Yahudi gentar
- Iran & Syiah, musuh barat – pembebas palestina
- Iran negera islam makmur & berperadaban
- Iran pemimpin peradaban islam dunia
- Perjuangan sang revolusioner ayatollah Khumaini
- Ahmadi Nejad, pemimpin muslimin dunia yang rendah hati
- Al-Quran kita sama
Kang Jalal Berdusta
Jika anda mendengar kalimat ini maka benarkanlah. Tokoh sentral syiah indonesia ini, sering sekali menukil dalil atau keterangan ulama dengan cara serampangan. Tidak lain, dalam rangka mengelabuhi masyarakat tentang hakekat syiah. Sekalipun harus memlintir ayat Al-Quran atau hadis, atau keterangan ulama. Yang penting, syiah menang.
Anda bisa simak beritanya di:
Sudah saatnya anda buang jauh-jauh citra orang ini, agar anda tidak termasuk korban penipuannya.
Buku-buku Syiah
Pernahkah anda mendapatkan buku syiah dijual bebas di pasaran? Pernahkah anda membeli referensi asli syiah beredar di toko-toko buku? Bagian ini yang mungkin sering kita lupakan. Mengapa mereka begitu merahasiakan buku-buku dan referensi asli mereka? Informasi dari beberapa rekan yang ingin mencari fakta, merasa kesulitan untuk mendapatkan buku asli karya ulama-ulama syiah Iran. Itulah sikap eksklusif Iran. Dia jauh lebih tertutup dibandingkan Amerika. Seolah, pemerintah Iran berusaha menutup rapat, jangan sampai kaum muslimin dunia mempelajari aqidah, doktrin dan ajaran Syiah Iran. Kecuali jika kita telah menjadi syiah. Kita bisa dengan mudah mendapatkan referensi asli mereka. Tapi sekali lagi…, jika otak kita sudah terinstal program syiah.
Ini berbeda dengan Saudi. Pemerintah Saudi sangat gencar menyebarkan buku-buku gratis ajaran islam yang didakwahkan di Saudi kepada umumnya masyarakat. Mereka begitu terbuka di hadapan kaum muslimin. Seolah Saudi ingin berteriak kepada kaum muslimin, silahkan pelajari seluruh aqidah, doktrin dan ajaran kami. Dan silahkan memberikan penilaian, apakah ajaran kami sesat ataukah sesuai Al-Quran dan sunah. Anda bisa menilai, jika memang prinsip beragama yang diajarkan oleh pemerintah Saudi itu sesat, mereka akan berusaha merahasiakannya, sebagaimana yang dilakukan pemerintah Iran terhadap ajaran Syiah.
Buka Kedok dengan Referensi Asli
Karena itu, ketika seseorang hendak debat dengan syiah, dia wajib mempelajari buku-buku syiah. Referansi asli yang ditulis oleh tangan-tangan tokoh syiah. Tanpa ini, dia hanya akan menjadi bahan tipuan orang syiah yang menjadi lawan debatnya. Sebagaimana yang pernah terjadi pada salah satu dai di Jogja, hingga akhirnya dia mengikuti Syiah.
Dengan buku asli, ketahuan kedoknya. Di situlah syiah tidak bisa mengelak. Mereka tidak bisa mengelabuhi. Karena wajah asli syiah, ada dalam karya tokoh aliran sesat ini. Sekalipun sejuta kemunafikan untuk menutupi dirinya, dia tidak akan bisa mengelak jika ditunjukkan ucapan tokohnya.
Sungguh betapa capeknya dakwah melawan syiah. Karena doktrin yang paling berbahaya yang mereka miliki: taqiyah, yang hakekatnya adalah kemunafikan. Semoga Allah melindungi kita dari kelompok munafik, yang menjadi musuh dalam selimut bagi kaum muslimin ini.
Allahu a’lam
Ditulis oleh : Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Sumber : https://konsultasisyariah.com
Komentar
Posting Komentar