SEDERHANA DALAM SUNNAH LEBIH BAIK DARIPADA BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM KEBID'AHAN

SEDERHANA DALAM SUNNAH LEBIH BAIK DARIPADA BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM KEBID'AHAN

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,

ﺍﻻﻗﺘﺼﺎﺩ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻓﻲ ﺑﺪﻋﺔ

“Sederhana dalam As-Sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.” (Riwayat Ibnu Nashr no. 30, Al-Lalika'iy 1/88 no. 114, dan Al-Ibanah 1/320 no. 161)

Ubay bin Ka’ab radhiyallahu anhu juga memberikan komentar yang lebih panjang terkait permasalahan ini, beliau berkata:

ﺇﻥ ﺍﻗﺘﺼﺎﺩﺍ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﻭﺳﻨﺔ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﺟﺘﻬﺎﺩ ﻓﻲ ﺧﻼﻑ ﺳﺒﻴﻞ ﻭﺳﻨﺔ ﻓﺎﻧﻈﺮﻭﺍ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﻤﻠﻜﻢ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﺟﺘﻬﺎﺩﺍ ﺃﻭ ﺍﻗﺘﺼﺎﺩﺍ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻭﺳﻨﺘﻬﻢ .

“Sesungguhnya sederhana di jalan sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh di jalan yang menyelisihi sunnah, maka perhatikanlah apakah amal kalian jika lagi bersungguh-sungguh atau sedang biasa-biasa saja berada diatas manhaj para Nabi dan sunnah mereka”.
(Diriwayatkan oleh Imam Al-Laalika'iy dalam I’tiqad Ahli Sunnah no.11, Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd : II/21, dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah : I/252)

Maksudnya adalah sedikit melakukan amalan ibadah asal sesuai sunnah itu lebih baik dibandingkan banyak melakukan amalan serta bersungguh-sungguh dalam mengerjakan amalan tersebut namun tidak sesuai sunnah/tidak ada tuntunannya (bid'ah).

Dua riwayat tersebut yang berasal dari para sahabat radhiyallahu anhuma ada banyak pelajaran yang dapat diambil, diantaranya adalah mengerjakan amalan ibadah harus sesuai petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan menjauhi perkara-perkara baru (bid'ah) dalam agama meskipun perkara tersebut baik di mata manusia.

Dari Ummul Mukmini Aisyah radhiyallahu anha berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

"Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunan kami padanya, maka amalan itu tertolak."
(HR Muslim, no. 1718)

Ibnu Umar radhiyallahu anhu berkata:

كلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً

"Semua bid’ah adalah sesat sekalipun manusia memandangnya baik"
(Riwayat Al-Baihaqiy dalam Al-Madkhal dan Muhammad bin Nashr Al-Marwazy dalam As-Sunnah)

Maka hendaknya kita berhati-hati dari mengerkakan amalan bid'ah, sebab amalan-amalan ini dapat menyesatkan kita dari agama bahkan dapat menyeret kita kedalam lembah kebinasaan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sejelek-jelek perkara adalah perkara agama yang diada-adakan, setiap perkara agama yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan”
(HR. Muslim no. 867)

Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu anhu berkata:

كُلُّ عِبَادَةٍ لَمْ يَتَعَبَّدْ بِهَا أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فلاَ تَتَعَبَّدُوْا بِهَا ؛ فَإِنَّ الأَوَّلَ لَمْ يَدَعْ لِلآخِرِ مَقَالاً ؛ فَاتَّقُوا اللهَ يَا مَعْشَرَ القُرَّاءِ ، خُذُوْا طَرِيْقَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ

“Setiap ibadah yang tidak pernah diamalkan oleh para Sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, janganlah kalian beribadah dengannya. Karena generasi pertama tak menyisakan komentar bagi yang belakangan. Maka bertakwalah kalian kepada Allah wahai para pembaca Al-Qur’an (orang-orang alim dan yang suka beribadah) dan ikutilah jalan orang-orang sebelummu”
(Riwayat Ibnu Baththah dalam Al-Ibanah)

Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah 'alas Sunnah.

Sumber : https://t.me/
​​​​​​​​​​​

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab