Tahukah Anda Bahwa Petir Adalah Malaikat Allah

Tahukah Anda Bahwa Petir Adalah Malaikat Allah

MALAIKAT YANG MEMBAWA CAMBUK DARI API

Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma mengisahkan, “Bahwasanya orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata :

“Wahai Abul Qosim (yakni Nabi Muhammad), kabarkan kepada kami apa itu ar-ro’du (petir)? maka beliau shallallahu ‘alaihi wasalam menjawab,

مَلَكٌ مِنَ المَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مَخَارِيقُ مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ» فَقَالُوا: فَمَا هَذَا الصَّوْتُ الَّذِي نَسْمَعُ؟ قَالَ: «زَجْرَةٌ بِالسَّحَابِ إِذَا زَجَرَهُ حَتَّى يَنْتَهِيَ إِلَى حَيْثُ أُمِرَ» قَالُوا: صَدَقْتَ

“Petir adalah malaikat dari malaikat-malaikat Allah yang ditugasi (mengurus) awan. Bersamanya ada alat (cambuk) dari api untuk menggiring awan ke tempat yang Allah kehendaki.”

Orang Yahudi itu bertanya lagi, “Lalu suara apa yang kita dengar (dari petir) ini?”

Beliau menjawab, “Bentakan malaikat ketika menggiring awan, jika ia membentaknya, sampai berhenti ke tempat yang diperintahkan kepadanya.” (HR. Tirmidzi no.3117)

Dalam riwayat Ath-Thabrani dalam kitabnya Al-Ausath, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang petir,

هو ملك بيده مخراق، إذا رفع برق، وإذا زجر رعدت، وإذا ضرب صعقت

“Petir adalah malaikat, ditangannya ada alat (cambuk dari api). Apabila malaikat mengangkat alat itu maka akan memancarkan kilat, apabila malaikat membentak maka akan memancarkan petir, dan apabila malaikat memukulkannya (ke awan) maka akan memunculkan suara gemuruh.”

Lihat Ash-Shahihah (no.1872)

Sumber: http://www.warisansalaf.com

----------

Fenomena Petir dalam Perspektif Sains

Listrik statis di definisi kan sebagi fenomena fisika yang bisa memperlihatkan terjadinya suatu interaksi diantara benda-benda yang memiliki muatan listrik. Jenis muatan listrik yang ada di tiap-tiap benda tersebut dapat saja muatannya negatif ataupun positif.. Salah satu penerpan listrik statis dalam kehidupan sehari-hari adalah petir.

Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif menuju ke muatan positif. Energi dari pelepasan itu begitu besarnya sehingga menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan bunyi yang sangat kuat yaitu guntur atau halilintar. Guntur atau halilintar ini dapat menghancurkan bangunan, membunuh manusia, dan memusnahkan pohon. Sedemikian raksasanya sampai-sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan akan terang dibuatnya, Secara keseluruhan petir berlangsung dalam waktu hingga setengah detik. sebagai akibat udara yang terbelah, sambarannya yang rata-rata memiliki kecepatan hampir setengah kecepatan cahaya itu juga akan menimbulkan bunyi yang menggelegar.

Proses Terjadinya Petir :

Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Ketika langit berawan, tidak semua awan adalah awan petir. Hanya awan cumulonimbus yang menghasilkan petir karena awan cumulonimbus inilah satu-satunya awan yang menghasilkan dingin dan mengandung aliran listrik. Para ahli cuaca telah menemukan bahwa awan cumulonimbus yang menghasilkan hujan es ini dapat mencapai ketinggian hingga 14 sampai 17 km.

Menurut Meteorology Today diterangkan bahwa sebuah awan petir tercipta dari hasil pemanasan air permukaan oleh sinar matahari ini menampung banyak partikel uap air. Uap air bagian bawah akan mengalami upstream akibat adanya arus konveksi ke atas. Hingga di atas, uap air akan berubah menjadi butiran es karena tingginya tekanan dan rendahnya temperatur. Butiran es ini kemudian membentuk bongkahan es yang lebih besar sehingga berat dan jatuh.

Ketika bongkahan es jatuh melalui daerah di dalam awan yang berisi kristal es dan tetes air super-dingin. Ketika tetes-tetes air ini bertumbukan dengan bongkahan es, mereka langsung membeku dan melepaskan panas. Panas ini menjadikan permukaan bongkahan es lebih hangat dari kristal-kristal es di sekelilingnya. Ketika bongkahan es bertumbukan dengan kristal es, sebuah peristiwa penting terjadi, elektron mengalir dari benda yang lebih dingin ke benda yang lebih hangat. Karenanya, kini bongkahan es menjadi bermuatan negatif. Hal serupa juga terjadi saat tetesan air super-dingin bertumbukan dengan bongkahan es dan melontarkan butiran-butiran halus es bermuatan positif. Partikel-partikel yang lebih ringan dan bermuatan positif ini kemudian terangkat ke bagian atas dari awan. Sementara itu, bongkahan es yang kini bermuatan negatif jatuh turun dan berkumpul di bagian bawah awan. Karena itulah kini terjadi perbedaan muatan listrik antara bagian atas dan bawah awan. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Muatan negatif ini kemudian dilepaskan dalam bentuk kilat atau petir. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara.

Kehebatan Kilatan pada Petir :

[1] Energi yang dilepas oleh sekali kilatan petir lebih besar dari pada energi yang dihasilkan seluruh pembangkit listrik di Amerika.

[2] Satu kilatan petir dapat menyalakan 100 watt bola lampu selama lebih dari tiga bulan.

[3] Pada titik sentuh petir ke bumi, cuaca memanas hingga 25.000 derajat Celcius dan rata-rata ketebalannya 2,5-5 cm.

[4] Setiap petir rata-rata memiliki 20.000 ampere daya listrik. Seorang tukang las hanya menggunakan 250-400 amper untuk mengelas baja.

[5] Petir bergerak pada kecepatan 150.000 km/detik, hampir setengah kecepatan cahaya dan 100.000 kali lebih cepat dari kecepatan suara.

Menurut Harun Yahya Sesungguhnya Petir merupakan sumber energi yang menghasilkan listrik lebih besar dari pada ribuan pembangkit listrik. Suara yang dilepaskan oleh satu kilatan lebih besar dari pada cahaya 10 juta bola lampu berdaya 100 watt. Jadi, apabila setiap rumah di Istanbul, Turki menyalakan satu bola lampu, pancaran cahaya dari satu kilatan petir akan lebih besar.

Manfaat petir :

Petir dianggap berbahaya karena memiliki daya hancur yang luar biasa, tetapi ternyata selain membuat kerusakan di permukaan bumi, juga mempunyai manfaat yang sangat besar. Diantara manfaat petir adalah:

a. Manfaat Petir untuk Memproduksi Ozon (O3)

Hubunganya petir dengan lapisan ozon adalah bahwa lapisan ozon berperan membentuk lapisan ozon. Lapisan ozon merupakan senyawa O3. Petir berperan memicu terjadinya reaksi kimia dari O2 atau oksigen menjadi O3. Sederhanya tiga senyawa O2 akan pecah menjadi enam senyawa O dan akhirnya terbentuk 2 senyawa O3. Proses tersebut tidak akan terjadi tanpa bantuan dari petir.

b. Manfaat Petir untuk Kesuburan Tanah

Manfaat lain petir adalah bagi kesuburan tanah. Saat petir menyambar tidak hanya terjadi pembentukan lapisan ozon saja, tapi banyak terjadi reaksi-reaksi kimia lain antara udara dengan air hujan yang sedang turun. Misalnya nitrogen dengan air sehingga saat air sampai di bumi menjadikan tanah lebih subur karena mendapat pasokan nitrogen lebih banyak berupa unsur hara. Proses yang terjadi di alam raya ini ibarat sebuah pabrik pupuk urea yang menghasilkan pupuk urea berkadar Nitrogen tinggi. Sebagaimana diketahui, bahwa para petani menggunakan pupuk urea untuk membantu proses penyuburan tanah.

c. Petir bermanfaat untuk Membunuh Kuman dan Bakteri

Pada kondisi akan turun hujan, dimana awan melingkupi permukaan bumi, maka di permukaan akan terasa panas. Kondisi ini cenderung menjadi semakin lembab, dengan meningkatnya kandungan uap air di udara. Kondisi seperti ini sangat potensial untuk tumbuh berkembangnya bakteri-bakteri juga kuman-kuman yang beterbangan di udara. Maka ketika terjadi Kilat dan sambaran petir di udara, akan membunuh kuman-kuman dan bakteri ini. Hal ini karena kilat dan sambaran petir merupakan aliran muatan listrik. Pada saat muatan listrik ini mengalir melesat di udara akan memanaskan udara disekitarnya. Oleh karena itu, saat terjadi hujan disertai dengan kilat dan petir yang menggelegar, juga sedang terjadi proses pembersihan udara dari kandungan kuman dan bakteri yang melayang, disebabkan oleh plasma petir yang sangat tinggi. Setelah hujan reda, petir sudah selesai, maka udara akan terasa nyaman

-----

Hujan lebat yang disertai angin kencang dan kilatan petir di sekitar Masjidil Haram, Kota Mekkah, Arab Saudi pada hari Selasa (22/8/2023)

-----

Fenomena Petir dalam Perspektif Al-Qur an

[1] Q.S Ar-Ra'd Ayat 12-13

هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ 

Artinya : "Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya".

Menurut Tafsir ayat ini merupakan lanjutan uraian tentang bukti-bukti kekuasaan Allah swt. Kandungannya membuktikan betapa luas ilmu dan Kuasa Allah dan betapa mudah Dia melaksanakan ancaman-Nya bila Dia telah menetapkan kebinasaan suatu kaum. Dialah Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa yang dari saat memperlihatkan kepadamu kilat, yakni cahaya yang berkelebat dengan cepat di langit untuk menimbulkan ketakutan dalam benak kamu apalagi para pelaut, jangan sampai ia menyambar dan juga untuk menimbulkan harapan bagi turunnya hujan, lebih-lebih lagi bagi yang bermukim dan Dia mengadakan awan berat, yakni mendung yang mengandung butir-butir air yang menguap dari air lautdan sungai kemudian menyatu dan berat sehingga akhirnya turun tercurah ke bawah. Dan guruh senantiasabertasbih menyucikan nama  Allah disertai dengan  memuji-Nya demikian pula para Malaikat  karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar yang berpotensi membakar, lalu menimpakan kepada siapa yang Dia kehendaki sehingga halilintar itu membakarnya. Tetapi betapapun sudah demikian jelas luasnya ilmu dan Kuasa Allah, sikap orang-orang kafir itu tidak berubah. Betapun semuanya sudah mengakui, menyucikan dan memuji-Nya termasuk guruh yang "tidak berakal" itu meraung sedemikian keras sebagai bukti keesaan  dan kesucian Allah serta ketundukan dari kepatuhannya kepad Yang Maha Kuasa itu, orang -orang kafir masih tetap ingkar dan mereka  terus membantah  kamu, wahai Muhammad dan kaum muslimin tentangkeesaan dan kekuasaan Allah, padahal Dialah Tuhan Yang Maha Kukuh tipu daya-Nya atau Maha Keras siksa-Nya.

Ada ulama yang memahami kata guruh pada firman-Nya  yusabbihu ar Ra'd / guruh bertasbih dalam arti kata Malaikat yang bertugas mengatur guruh. Ada lagi yang memahaminya dalam arti kiasan. Yakni suara Guntur yang menggelegar itu, mengundang siapa yang mendengarnya untuk mengingat Allah swt dan menyucikan-Nya. Ada lagi yang memahaminya sebagai satu ilustrasi. Guntur diilustrasikan sebagai makhluk berakal dan bertasbih menyucikan Allah swt. Penulis cenderung menguatkan pendapat yang menyatakan bahwa memang guruh bahkan segala, sesuatu bertasbih memuji Allah. Kita tidak perlu membahas bagaimana guruh bertasbih,  karena Allah telah menegaskan.Artinya: "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun". (Q.S al-Isra' : 44).

Dengan demikian, semua upaya untuk mengetahui bagaimana cara bertasbih mereka, atau apa yang mereka tasbihkan, semuanya akan gagal, dan jawaban yang diberikan tidak benar, karena seandainya hal tersebut diketahui, maka itu menggugurka pernyataan Allah dii atas, yakni tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.

Menurut Tafsir Al-Maragi kata  Ar-Ra'du adalah suara yang terdengar dari celah-celah awan (guruh). Kata As-Sawa'iq adalah bentuk jamak dari sa'iqah'halilintar'. Ia terjadi karena awan telah penuh dengan arus listrik, dan bumi penuh dengan arus listrik yang lain, sedang keduanya dipisahkan oleh udara. Jika awan mendekati bumi, pijaran listrik akan berkurang, lalu turunlah halilintar yang memusnahkan tanaman dan keturunan.Sesungguhnya 

Allah Ta'ala yang menundukkan kilat, sehinggga sebagian hamba-Nya takut terhadapnya.

Menurut Tafsir al-Azhar kata Ar ro'du adalah istilah untuk suara petir atau geledek. Sedangkan ash showa'iq adalah istilah untuk kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Dalam hadits marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) pada riwayat At Tirmidzi dan selainnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang ar ro'du, lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

"Ar ro'du adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah. "Disebutkan dalam Makarimil Akhlaq milik Al Khoro-ithi, 'Ali pernah ditanya mengenai ar ro'du. Beliau menjawab,"Ar ro'du adalah malaikat". 

Beliau ditanya pula mengenai al barq. Beliau menjawab, "Al barq (kilatan petir) itu adalah pengoyak di tangannya." Dan dalam riwayat lain dari Ali juga," Al barq itu adalah pengoyak dari besi di tangannya".Kemudian Syaikhul

Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan lagi, Ar ro'du adalahmashdar (kata kerja yang dibendakan) berasal dari kata ro'ada, yar'udu, ro'dan (yang berarti gemuruh) Namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakkan (menggetarkan) awan, lalu memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Dan setiap gerakan di alam ini baik yang di atas (langit) maupun di bawah (bumi) adalah dari  malaikat. Suara manusia dihasilkan dari gerakan bibir, lisan, gigi, lidah, dan dan tenggorokan. Dari situ, manusia bisa bertasbih kepada Rabbnya, bisa mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Oleh karena itu, ar ro'du(suara gemuruh) adalah suara yang membentak awan. Dan al barq (kilatan petir) adalah kilauan air atau kilauan cahaya.

[2]   Q.S An-Nur Ayat 43

Artinya : "Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan". (An-Nur: 43).

Menurut Tafsir Al- Mishbah ayat ini menguraikan tentang Kuasa-Nya mengatur hujan, yang airnya bermula dari laut dan sungai di darat, kemudian menguap lalu turun kembali ke darat. Allah berfirman : Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan melalui angin kemudian  mengumpulkan diantara bagian-bagian-nyayang ringan itu, kemudian menjadikannya bertindih-tindih sehingga menjadi berat,maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya lalu turun ke bumi danAllah juga menurunkan butir-butir es dari langit, yaitu dari gumpalan-gumpalan awan yang demikan banyak yang besarnya bagaikan ­gunung-gunung, maka ditimpahkan-Nya butir-butir es itu atau hujan itu kepada siapa yang Dia kehendaki sebagai rahmat atau siksa dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Hampir-hampir saja kilauan kilatnya  yakni kilauan kilat yang terlihat dan yang terjadi karena gesekan di atas awan itu menghilangkan penglihatan yakni menutup pandangan dan membutakan karena cahayanya yang demikian terang.

Mayoritas ulama memahami kata  al-wadq dalam arti hujan. Ia terambil dari kata wadqa  yang berarti menetes. Ada juga yang memahaminya dalam arti kilat.

Ayat ini dinilai oleh sementara para pakar muslim sebagai telah mendahului penemuan ilmiah modern tentang fase-fase pembentukan  awan cumulus dan ciri-cirinya yang berkaitan dengan hal tersebut. Disebutkan bahwa awan yang menurunkan hujan dimulai dari atas awan yang terbentuk onggokan yang disebut cumulus, yaitu awan yang timbulnya ke atas. Puncak cumulus bisa mencapai 15- 20 kilometer, hingga tampak  seperti gunung yang tinggi. Dalam penemuan ilmu pengetahuan modern, cumulus yang menghasilkan hujan mengalami tiga fase: yaitu a) Fase koherensi dan peertumbuhan b) fase penurunan hujan , dan c) fase penghabisan.

Disamping itu, awan cumulus inilah satu-satunya awan yang menghasilkan dingin dan mengandung aliran listrik

Kata  al-abshar  disini adalah bentuk jamak dari kata basar yaitu  potensi untuk melihat /mata. Dalam surah al-Baqarah : 20 digunakan kata absharahum, sedang disini digunakan  al-abshar. Hal ini agaknya disebabkan karena ayat ini dikemukakan dalam konteks uraian tentang kebesaran dan kekuasaan Allah dalam menciptakan kilat akibat gesekan-gesekan di awan dan karena itu pula ditekankan kata  sana yakni kilauan  kilat itu. Adapun dalam al-Baqarah, maka konteksnya ancaman kepada orang-orang munafik yang menampakkan diri sebagai muslim tetapi hati mereka kufur. Karena itu pula mereka diancam dengan kata yakhthafu yaknimenyambar yang tersirat di dalam nya makna siksaan.

Kilat kadang-kadang dapat terjadi secara berturut-turut dan hampir berkesinambungan. Sekitar 40 pengosongan aliran listrik dalam satu menit karena cahaya nya yang sangat amat terang dapat mengakibatkan kebutaan bagi orang yang melihatnya. Kasus ini sering terjadi pada pelaut dan penerbang yang menembus angin yang berguruh di lokasi-lokasi yang panas. Demikian keterangan Tafsir al-Muntakhab

[3] Q.S Fushshilat Ayat 13

Artinya : "Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum Ad dan kaum Tsamud".

Menurut Tafsir Al- Mishbah kata sha'iqah  pada mulanya berarti suara hempasan benda keras, biasa digunakan untuk benda-benda langit. Al-Qur'an mengggunakan untuk tiga makna, yaitu kematian , siksa serta api yang menyambar dari langit  dan biasanya disertai dengan Guntur. Makna inilah yang dimaksud oleh ayat di atas.

Ayat di atas menyebut kaum 'Ad dan Tsamud Karena kedua kaum itu dikenal secara luas oleh masyarakat mekkah. 'Ad adalah kaum Nabi Hud yang menghuni al-Ahqaf, suatu daerah dataran tinggi yang dipenuhi pasir di Jazirah Arab, sedang Tsamud adalah kaum Nabi Shalih yang bertempat tinggal di sebelah jalan utara Jazirah Arab dan sering kali dilalui oleh kaum musyirikin dalam perjalanan mereka ke Syam untuk berdagang.

Allah SWT dalam ayat tersebut berfirman "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir". Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa salah satu manfaat diciptakan-Nya petir adalah sebagai peringatan kepada manusia. 

Peringatan yang pernah dialami oleh kaum 'Ad dan Kaum Tsamud. Hal ini dapat kita lihat dari sebab-sebab turunnya QS. Fushilat 13 yaitu perintah Allah 

SWT kepada Nabi Muhammad saw, agar menyeru kepada orang-orang kafir agar beriman kepada Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya. Yang selalu memberikan pengajaran kepada mereka yang berpaling dari tuntunan Rasul SAW. Pengajaran ini diharapkan dapat mengantar mereka menyadari kesalahan mereka dan mengakui ke-Esaan Allah. Jika mereka tidak menerima ajakan itu dan berpaling, katakanlah kepada mereka: "Aku peringatkan kepada kamu sekalian akan azab yang akan ditimpakan Allah SWT kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya. Namun tanda - tanda kesabaran itu belum juga nampak. Karena itu ayat di atas memerintahkan sekali lagi kepada Nabi Muhammad SAW. Bahwa "Jika mereka masih saja terus berpaling dan enggan sadar, maka katakanlah kepada mereka:"Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang pernah menimpa kaum ,'ad dan kaum Tsamud", ketika datang kepada masing - masing mereka secara khusus para rasul kamu . Yaitu Nabi Hud untuk kaum 'ad dan nabi Shalih untuk kaum Tsamud. Di antara azab yang pernah ditimpakan kepada orang-orang yang ingkar ialah suara keras yang mengguntur dari langit yang memusnahkan semua yang dikenalnya. 

Malapetaka itu menimpa mereka karena mereka mengingkari seruan Rasul yangdiutus kepada mereka dan mengabaikan peringatan para Rasul itu. Jika kamu sekalian hai orang-orang musyrik ingin tidak ditimpa malapetaka seperti yang demikian itu, ikutilah seruanku, sembahlah Allah SWT saja Tuhan Yang MahaEsa, jangan sekali-kali kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun".

Sumber : siskayuu.blogspot.co.id/2016/02/makalah-petir-dalam-perspektif-al-quran.html

Komentar

Kajian Populer

Rekam jejak sikap oknum dan PBNU selama sekitar 100 tahun terakhir terhadap Muslimiin yang bukan NU

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?